

Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN melalui Direktorat Pemberdayaan Alternatif laksanakan Pemetaan SDM dan SDA di Kawasan Rawan Narkoba Wilayah Pesisir/Perbatasan Negara di Provinsi Kalimantan Utara, pada tanggal, 18 – 20 Februari 2025 dalam rangka P4GN.
BNN.GO.ID. Tarakan, 18 s.d. 20 Februari 2025. Tim 1 Pemberdayaan Alternatif bertolak menuju Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara untuk melakukan serangkaian kegiatan Forum Group Discussion (FGD) dalam rangka Pemetaan Potensi SDM dan SDA di Kawasan Rawan Narkoba Wilayah Pesisir/Perbatasan Negara di Provinsi Kalimantan Utara; Tim melakukan kunjungan audiensi ke BNNP Kalimantan Utara dan bertemu dengan Kepala BNNP Kalimantan Utara. Katim menyampaikan maksud kedatangan tim yang akan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Pemetaan SDM dan SDA di Kawasan Rawan Narkoba di Pesisir/Perbatasan Negara di Provinsi Kalimantan Utara, beserta dengan persiapan kegiatan tersebut; Diskusi juga berlangsung seputar efisiensi anggaran, yang pada tahapan selanjutnya yaitu raker akan dilaksanakan secara virtual, dan setelahnya akan melaksanakan kegiatan life skill berdasarkan hasil pemetaan ini: Kepala BNNP menyampaikan di Kelurahan Selumit Pantai, yang merupakan lokasi life skill Tahun Anggaran 2024, beberapa waktu lalu mengadakan bazaar dan kegiatan UMKM untuk menggerakkan perekonomian dan memberdayakan masyarakat di sekitar kelurahan tersebut; Disamping itu pula akan direncanakan kegiatan yang bersifat positif yakni pertandingan olah raga tinju. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat mengubah stigma buruk Kel.Selumit Pantai. Kepala BNNP Kaltara juga menyampaikan Polda dan Polres mendukung kegiatan BNN dan ke depannya mengupayakan keberlanjutan program melalui dukungan kegiatan life skill dari Dinas Tenaga Kerja dan Balai Latihan Kerja (BLK); Katim juga mengingatkan penerbitan surat rekomendasi intervensi Kelurahan Selumit Pantai, agar dapat dilakukan penanganan kembali; Kepala BNNP menyampaikan kemungkinan kolaborasi CSR dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Tarakan, yakni Pertamina, pabrik kertas dan plywood; Katim menyampaikan pula terkait efisiensi anggaran, agar kegiatan pemberdayaan alternatif dapat dikolaborasikan pula dengan pemda setempat; Tim kemudian melanjutkan audiensi ke kantor BNNK Tarakan dan bertemu dengan Kepala BNNK Tarakan. Tim menyampaikan persiapan kegiatan FGD, hari pertama dengan masyarakat dan hari kedua dengan stakeholder; Kepala BNNK Tarakan menyampaikan untuk life skill berikutnya dimungkinkan kolaborasi dengan CSR seperti Pertamina dan jenis life skill yang akan diberikan juga berkolaborasi pada jenis yang memang sudah dikelola oleh Pertamina sebelumnya; Tim kemudian melanjutkan kunjungan ke Kantor Kelurahan Karang Rejo untuk melakukan pengecekan persiapan FGD hari berikutnya. Kunjungan ke Lokasi Usaha milik Masyarakat Setelah kegiatan FGD selesai, tim bertolak menuju lokasi usaha milik masyarakat Kelurahan Karang Rejo, diantaranya: budi daya rumput laut, usaha udang kering, usaha pengupas bawang merah. Pada kunjungan ke tempat usaha udang kering milik Bapak Udin, disampaikan bahwa udang kering sudah diekspor ke Malaysia. Pemilik membeli udang seharga Rp. 90.000,-/kg dari pekerja. Udang yang diterima dari pekerja berupa udang kering yang telah direbus lalu dijemur, dengan masa jemur selama 1-2 hari tergantung cuaca. Pada usaha udang kering dijumpai juga limbah kulit udang dan serbuk serpian udang yang juga dijual pada kelompok tani yang melakukan budidaya sayur mayur di Tarakan sebagai pupuk kompos. Pada tahapan pengikatan rumput laut pada jaring, pekerja diupah sebesar Rp. 10.000,- /kg untuk pengerjaan 1 (satu) jaring perharinya, sedangkan untuk tahapan pembersihan rumput laut diupah sebesar Rp. 2000,- / kg untuk pengerjaan 1 (satu) jaring per-harinya. Dan pada tahap penjemuran rumput laut dengan kadar kering 35%, pekerja menghargai rumput laut seharga Rp. 12.000,- , untuk kadar kering 40% seharga Rp. 9.000,- dan kadar kering 45% seharga Rp. 8.000,-. Penjemuran rumput laut berlangsung selama sekitar 4 (empat) hari tergantung dengan cuaca. Focus Group Discussion (FGD) Dari hasil FGD, akses jalan menuju Kelurahan Karang Rejo cukup baik dengan jenis jalan beraspal dan dapat dilalui oleh kendaraan besar. Akses jalan ini terakhir diperbaiki pada tahun 2024 dengan anggaran APBD Provinsi Kalimantan Utara. Secara garis besar, Kelurahan Karang Rejo merupakan wilayah pesisir dan pada tahun 2021 dengan menggunakan anggaran APBN, masyarakat mendapatkan bantuan sarana prasarana berupa penjemuran rumput laut, jalan menuju pesisir dan rumah kuliner. Kelurahan Karang Rejo tidak memiliki potensi pertanian, namun pernah mendapatkan pelatihan budi daya sayur hidroponik pada tahun 2016 dengan dana alokasi kelurahan, dan mengharapkan dari Dinas Tanaman Pangan dapat melakukan pendampingan untuk keberagaman wirausaha.

#IndonesiaDrugFree #IndonesiaBersinar