
Direktorat Pemberdayaan Alternatif Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN RI menyelenggarakan kegiatan pemetaan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) di kawasan rawan Perbatasan Negara di Entikong, Kabupaten Sanggau.
Kegiatan yang dilaksanakan di aula kantor Camat Entikong itu berlangsung mulai tanggal 14 sampai dengan 15 Mei 2025 tersebut turut juga di hadiri Camat, Yulius Eka Suhendra, Kepala Badan Nasional Narkotika Kabupaten Rudolf Manimbun dan masyarakat dari Desa Entikong dan Stakeholder Instasi Verikal dan OPD Kabupaten Sanggau.
Ketua Tim III Satgas Dayatif Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional, Yudhi Widiarto, SP dalam kegiatan itu memaparkan strategi program pemberdayaan alternatif dalam pemulihan kawasan rawan Perbatasan Negara untuk menciptakan masyarakat yang produktif, mandiri, sejahtera dan berkelanjutan sehat tanpa narkoba
Pada kegiatan tersebut Yudhi Widiarto yang juga penggerak swadaya masyarakat ahli madya itu bersama tim juga melakukan sesi Focus Group Discussion (FGD) guna menggali potensi lokal bersama masyarakat di desa Entikong serta para stakeholder, termasuk BNNK Sanggau, Bea Cukai Entikong, Imigrasi Kelas II TPI Entikong, PLBN, BKIPM, Cabang Kejaksaan Negeri, Karantina, LPP RRI, Kantor Pos Indonesia, BPOM, Kapolsek, Cabang Dinas Pendidikan & Kebudayaan, Aparatur Kecamatan dan Desa.
Dalam kegiatan FGD hari pertama tim III Satgas Dayatif Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional melakukan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman), yang kemudian dibahas dalam Forum FGD pada hari ke-2 bersama stakeholder.
“Problem di Kawasan Perbatasan ini sangat kompleks setelah melalui proses diskusi dari para stakeholder sehingga perlu mendapatkan perhatian dari berbagai komponen bangsa, termasuk dengan adanya jalur tikus yang dilintasi oleh masyarakat dari 2 negara. Tim juga melakukan pendalaman materi melalui audiensi dengan sejumlah stakeholder dalam rangka pemberdayaan alternatif,” kata Ketua tim III Satgas Dayatif Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional, Yudhi Widiarto, S.P.
Kegiatan hari pertama ditutup dilanjutkan audiensi di Kantor Desa Entikong membahas peluang sinergi program ditingkat Desa dan Kantor PLBN Entikong terkait program P4GN di lokasi Border dengan keterlibatan stakeholder di dalamnya. Hari Kedua audiensi dengan Kantor Imigrasi Entikong, BKIPM KKP Entikong dan Badan Karantina Indonesia di Entikong.
Ketua Tim III Satgas Dayatif menjelaskan, rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan Entikong tersebut akan ditindaklanjuti melalui rapat kerja sinergi program pemberdayaan alternatif, pelatihan keterampilan hidup (life skill) bagi masyarakat, serta penguatan kolaborasi dengan berbagai pihak guna mendukung pemulihan kawasan dan mewujudkan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba).
Camat Entikong, Yulius Eka Suhendra menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan itu. Ia menyatakan bahwa mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini dan mengapresiasi atas upaya BNN melalui Direktorat Pemberdayaan Alternatif Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN untuk memberdayakan, meningkatkan penghasilan, kesejahteraan masyarakat Desa Entikong agar berusaha yang legal dan produktif. Sementara Kepala Desa Entikong, Joko akan mendukung program Program Pemberdayaan Alternatif beserta jajaran aparatur desa dan masyarakat
Kepala BNNK Sanggau, Rudolf Manimbun, turut menyambut baik kegiatan ini. Ia menyampaikan Entikong dan Sekayam menjadi daerah rawan narkoba sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan penghasilan masyarakat, agar mereka tidak tergiur pelaku narkoba. Menurut Rudolf, tingkat kesejahteraan masyarakat merupakan akar permasalahan mereka sehingga mau terlibat dalam aktifitas narkoba. Maka, jika kesejahteraan masyarakat perbatasan meningkat dapat mencegah keterlibatan masyarakat dalam peredaraan narkoba. “Meningkatan kesejahteraan masyarakat diwilayah Entikong dan Sekayam perlu kolaborasi dari semua intansi terkait untuk mengimplementasikan konsep kesejahteraan masyarakat untuk menghindari bahaya narkoba dapat terwujud,” kata Rudolf.