Skip to main content
Berita SatkerBidang Pemberdayaan MasyarakatFoto

Pemetaan Potensi Stakeholder di Provinsi Aceh

Oleh 10 Mar 2023Maret 11th, 2023Tidak ada komentar
Pemetaan Potensi Stakeholder di Provinsi Aceh
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Pemetaan Potensi Stakeholder di Provinsi AcehBNN.GO.ID. Aceh Utara, 9 Maret 2023. Direktorat Pemberdayaan Alternatif laksanakan Pemetaan Potensi Stakeholder di Provinsi Aceh pada tanggal 7 s.d. 9 Maret 2023. Hasil dari kegiatan tersebut dilaksanakannya audiensi dengan Stakeholder terkait di antaranya:

1. Pemda menginginkan adanya perhatian khusus seperti sosialisasi P4GN sosialisai dikarenakan kawasan Aceh Utara merupakan wilayah pesisir dan jalur masuknya narkotika melalui jalur-jalur ilegal, banyak kasus lahan ganja yang di temukan yang menanam bukan masyarakat sekitar melainkan masyarakat luar, diharapkan pemda dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan P4GN di wilyah Kab. Aceh utara dengan berkordinasi Dinas terkait seperti Disperindag, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Perternakan;

2. Kepala Dinas Pertanian (Bapak Irwandi) : BNN sering melakukan pemusnahan ladang ganja di aceh, tapi belum menemukan program substitusi diversifikasi usaha masyarakat, sangat bagus apabila BNN berkalaborasi dengan Kementerian Pertanian, sehingga lahan bekas ladang gana bisa menjadi lahan baru untuk di tanamai tanaman holtikultura;

3. Kepala Dinas Perkebunan (Ibu Lilis Indriansyah) Tim dalam melaksanakan pemetaan lahan perkebunan beberapa kali di wilayah Kec Sawang dan menemukan ladang ganja, tetapi tim tidak bisa berbuat banyak karena bukan merupakan titik permohonan bantuan bibit perkebunan maupun hewan ternak untuk masyarakat, perlu adanya program terinterasi antar instansi, perlu adanya keinginan berubah dari masyarakat dan mengedukasi masyarakat terkait tata cara pengelolaan perkebunan dan peternakan serta pemahaman masyarakat tentang bahaya narkoba dari segi kesehatan dan agama

4. Kepala Disperindag (Bapak Iskandar)
Disperindag sudah beberapa kali bekerja sama dengan BNN kab Lhokseumawe di wilayah Kec Sawang, seperti pelatihan eco print, ada beberapa masalah terkait pemasaran target pasar, harapan kedepan pemetaan potensi ada projek bersama di wilayah tersebut seperti pelatihan, diharapkan masyarakat saat pelatihan diberikan alat guna program bisa berlanjut;

5. Kabid P2KLH (Bapak Muh, Syafii)
Kami dari Dinas Lingkungan hidup telah melaksanakan pembinaan yg melibatkan unsur pemuda dan masyarakat untuk meningkatkan potensi masyarakat Kec Sawang, kami juga sangat mendukung program dan kegiatan BNN terkait P4GN di wilayah Kab. Aceh Utara;

6. Dinas Sosial
Dinas sosial terdapat program rehabiltasi sosial, kami berharap adanya sinergi dengan BNN terkait data mantan penyalahguna untuk nanti kami beri pelatihan dan modal usaha;

7. Kepala Dinas PUPR Aceh Utara (Bapak Edi Anwar, S.T.,M.T)
Mengenai luas wilayah kultivasi tanaman ganja di Kec Sawang kurang lebih seluas 4000 hectar jika di konversikan luasnya hampir selaus 1 HGU, terkait tanah tersebut apakah milik pribadi atau milik perusahaan, apabila tanah tersebut merupakan milik perusahaan maka kami bisa mendorong perusahaan tersebut agar lahan bisa di manfaatkan oleh masyarakat agar di tanami tanaman legal.

*Tanggapan Tim BNN*
1. Dalam menagani kasus kultivasi tanaman narkotika, kami ingin membentuk kesadaran dari masyarakat untuk konsern terhadap wilayahnya jangan sampe wilayahnya menjadi kawasan kultivasi tanaman terlarang, karena secara tidak langsung melibatkan orang disekitar, kami juga sangat mengapresiasi adanya dukungan dari pemda kab. Aceh utara terhadap program BNN di Kec. Sawang Kab. Aceh Utara;

2.Program pada tahun 2023 kami memperluas wilayah di aceh utara, kedepanya akan melaksanakan pelatihan kewirausahaan di masyarakat Kec sawang, yang kedepannya agar masyarakat mempunyai ketrampilan dan usaha lain, khususnya menganti profesi petani tanaman ganja menjadi profesi yang legal, seperti program kami yang sudah dilakukan di 3 wilayah pilot project di gayo lues, bireun dan aceh besar;

3. Dalam pengananan kawasan tanaman terlarang BNN membutuhkan dukungan dari Stakeholder Pemkab, dunia usaha, untuk bersama- sama mengintervensi kawasan rawan di Kec Sawang, tahab awal kita harus meyakinkan masyarkat untuk meningkatkan kewirausahaan masyarakat, dalam program kami akan membentuk pendamping program yang terdiri dari tokoh-tokong masyrakat untuk menjadi central untuk memgerakan masyrakat menjalankan program yang kami laksanakan;

4. Tim BNN mengapresiasi Disperindag telah bersinergi dengan BNNK lhokseumawe terkait kegiatan pelatihan di kawasan rawan di wilayah Kab. Aceh Utara, harapan kami ke depan Disperindag dapat bersinergi di wilayah Kec Sawang, yang pada tahun ini merupakan wilayah program BNN penanganan kawasan tanaman terlarang;

5. Tim BNN mengapresiasi program kegiatan Dinas Lingkungan hidup Kab. Aceh Utara yang melibatkan pemuda dan masyarakat di Kec Sawang, yang nanti bisa bersinergi dengan program BNN bersama-sama memulihkan kawasan sawang;

6. Tim BNN sudah mendata penduduk yang menjadi sasaran intervensi yaitu masyarakat Desa Jurong Kec. Sawang, tetapi belum kami belum mendata lebih lanjut terkait masyarakat yang menjadi pecandu maupun mantan pecandu, focus kami dalam melaksanakan program pelatihan kami juga akan menjaring mantan pecandu, karena dari hasil FGD dengan masyarakat masih belum sepenuhnya memberikan informasi yang mengambarkan kondisi diwilayah Kec. Sawang;

Baca juga:  Temui Awak Media, BNN RI Dukung 3rd International Bandung Choral Festival 2023 Dalam Kampanye Anti-Narkoba

7. Terkait kepemilikan tanah seluas kurang lebih 4000 hectar, kami belum mendapatkan data secara detail, namun terkait pemanfaatan lahan kami sepakat untuk bisa dikelola oleh mansyarakat agar lebih bermanfaat.

Acara audiensi di Kantor Pemda Kab. Aceh Utara di tutup oleh Sekda Kab.Aceh Utara, beliau menyampaikan

Dalam menangani dampak dari narkotika khususnya ganja tidaklah mudah, karena tingkat penyalahgunaan narkotika di wilayah Kab. Aceh utara cukup tinggi, diharapkan jajaran dinas agar menjadi antensi dan menjadi komitmen kita untuk melawan penyalahgunaan narkotika demi generasi penerus dan masyarakat kita, khususnya masyarakat Kab. Aceh utara.

*Audiensi sesi 2*
Kunjungan selanjutnya audiensi dengan Kesbangpol Kab. Aceh Utara

1. Tim BNN diterima oleh Pejabat Fungsional Kesbangpol (Bapak Herry Sofia Darma, S.Sos., M.A.P)

Hasil :
1. Kesbangpol berharap setiap kegiatan khususnya terkait P4GN harus bersinergi pada tahap berbagi informasi pemetaan kawasan rawan, perencanaan program hingga pelaksanaan program agar mendapatkan hasil yang optimal dan berkesinambungan,

Tanggapan Tim BNN
1. Tim BNN sangat mengapresiasi harapan dari kesbangpol untuk bersinergi dalam penanganan kawasan tanaman terlarang di Prov Aceh, khususnya di Kec. Sawang Kab. Aceh Utara, agar lebih maksimal mengetahui apa saja potensi, Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penanganan kawasan tanaman terlarang di Kec Sawang agar hasil dari program lebih optimal.

8. Pemda Kota Lhokseumawe sangat konsern pada kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkotika, dari kalangan anak sekolah ditingkat SD,SMP, SMA karena di temukan beberapa kasus tawuran pelajar yang terindikasi pemicunya adalah penyalahgunaan narkotika, dengan melakukan sosialisasi di sekolah maupun kegiatan yang melibatkan Dinas terkait seperti pada saat Bazaar adanya sosialisasi P4GN yang dilakukan oleh Disperindag dan BNNK Lhokseumawe selain itu juga dilakukan sosialisasi P4GN di seluruh masjid di hari jum’at, untuk saat ini kasus tawuran sudah jarang terjadi berkat sinergitas Pemkot Lhoseumawe Bersama BNNK Lhokseumawe dan masyarakat, kami sangat mengapresiasi program BNN yang akan dilaksanakan di Kab Aceh Utara, harapan kami program tersebut dapat menjadi salah satu opsi dan solusi bagi masyarakat Kab. Aceh utara untuk menambah tingkat pendapatan ekonomi dan di jauhkan dari penyalahgunaan narkotika, Keberhasilan lain yang dicapai di wilayah Lhokseumawe dapat ditemui di Gampong Ujoeng Pacu yaitu melalui gerakan kolektif lawan narkoba. Gerakan kolektif ini merupakan puncak atas reaksi masyarakat yang kecewa dan terdampak peredaran gelap sabu di wilayahnya. Aduan terkait peristiwa kejahatan narkoba yang terjadi di wilayah Gampoeng Ujoeng Pacu tidak serta merta ditindaklanjuti dengan keaktifan aparat penegak hukum, sehingga dibawah pimpinan gheuchik dan tengku dayah terbentuklah gerakan kolektif yang berkomitmen memberantas masalah narkoba. Gerakan ini dilakukan melalui sinergi dengan BNNK Lhokseumawe dan Sahabat Satpol PP dengan membentuk Gerakan Anti Maksiat (GAM).
9. Kepala Kesbangpol (Bapak Zulkifli)*
Masyarakat di Kota lhokseumawe sudah banyak yang terpapar narkotika khususnya pelajar, banyak sekali di desa-desa pesisir laut sebagai tempat kumpul para pemuda yang terindikasi sebagai tempat penyalahgunaan narkotika, kami sudah memulai melakukan pemberantasan narkotika khususnya pada tahun 2022 focus kami adalah ASN, salah satunya kami telah melakukan test urin dari 300 ASN dan terdapat 8 ASN yang positif, dari 8 ASN Positif yang sudah sembuh 7 orang dan masih ada 1 orang dalam tahab pengobatan, dari pelanggaran tersebut sudah kami berikan sanksi yang berat bagi ASN yang melakukan penyalahgunaan narkotika, sudah jadi komitmen kami untuk membantu pemerintah dalam memberantas narkoba, untuk tahun 2023 target kita adalah seluruh desa untuk membentuk satgas anti narkoba, kendalanya pada regulasi keuangan yang rencananya akan di anggarkan melalui dana desa, harapan kami dengan terbentuknya satgas dan beberpa balai rehabilitasi napza akan meminimalisir peredaran dan penyalahgunaan narkotika di Kota Lhokseumawe;
10. Kepala Disperindag (Bapak Karimudin)*
Disperindag Kota Lhokseumawe sudah beberapa melaksanakan kegiatan bersama dengan BNNK Lhokseumawe, dalam mengatasi permasalahan narkoba sudah dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan penduduk pesisir pantai dan penduduk desa kandangsah mei membuat batik eco print, persolaan saat ini narkoba sudah berada di tengah masyarakat dan menyasar generasi muda, kesulitan kami di saat ingin melakukan pembinaan terhadap anak-anak korban penyalahgunaan narkotika orang tuanya tidak bersedia, karena menurut hemat saya sekarang bukan orang kota yang menyebarkan narkotika justru sebaliknya masyrakat yang tinggal di pedesan yang mengenalkan narkotika khususnya di provinsi aceh, menurut saya pemerintah harus membuat aturan yang tegas karena narkotika sudah menyerang di pelosok desa, bahkan aparat penegak hukum;

Baca juga:  National Narcotics Board Republic Of Indonesia Choir Sabet Medali Emas

*Tanggapan Tim BNN*
1. kami sangat menyambut baik Pemkot lhoseumawe dan jajaran telah melaksanakan kegiatan P4GN dengan bersinergi dengan BNNK Lhokseumawe, maksud dan tujuan Tim BNN melakukan audiensi dan kordinasi dengan Pemkot lhokseumawe dikarenakan ada keterkaitan dengan program kami yang akan dilaksanakan di Kec. Sawang, Kab. Aceh Utara, karena secara lokasi tidak jauh dengan titik program yang akan kita laksanakan dan menyasar pada kultvasi tanaman narkotika, Kawasan Kec. sawang sudah menjadi target untuk pemusnahan ladang ganja, Kec sawang merupakan zona merah karena berdasarkan hasil pemetaan terdapat 4000 hectar luas tanah sebagai ladang ganja, tugas kami melakukan sosialisi dan substitusi untuk mengganti tanaman ganja, tim BNN sudah melakukan FGD untuk mencari informasi potensi di Kec sawang yang sampai saat ini masih pada bidang pertanian dan perkebunan, harapan kami bisa mengadopsi beberapa Langkah strategis yang sudah di lakukan Pemkot lhokseumawe dalam pengembangan potensi di suatu Kawasan, jajaran pemkot dapat memberikan masukan kepada kami terkait pengembangan dan pembinaan terhadap masyarakat , kami juga harus bekerja sama dengan Stakeholder di Pemkot Aceh Utara dan Pemkot lhokseumawe agar pelaksanaan kegiatan kami bisa berjalan lancer dan berkelanjutan;

*Kunjungan selanjutnya Audiensi di Pendopo Tarbiyahh Islamiyah Mazhab Syafi’I(balai rehabilitasi napza dan social adhyaksa lhokseumawe)*
1. Tim BNN diterima oleh Penggelola Balai rehabilitasi (Bapak Yolonar Firdaus)
Hasil :
1. Pelaksanaan rehabilitasi dengan pendekatan Agama Islam di Pendopo Tarbiyah Islamiyah merupakan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan NAPZA, dengan menggunakan metode dan materi ibadah sholat berjamaah, motivasi dan arahan-arahan, vokasional, dan istighosa /zikir, serta dibantu konselor dari BNNK Lhokseumawe, Penggunaan metode dan materi rehabilitasi dengan ajaran Agama Islam dan proses pelaksanaanya belum terlaksana dengan baik karena masih keterbatasan fasilitas, Pengaruh rehabilitasi dengan pendekatan keagamaan terhadap perubahan Kecanduan Pecandu Narkoba dapat dilihat dari perubahan mental, sikap dan perilaku sesuai dengan ajaran Agama Islam. Perubahan tingkat kecanduan klien dapat dilihat dari berkurangnya takaran Narkoba yang di gunakan dan tidak kecanduan atau sembuh dapat dilihat dengan jangka waktu 3-6 bulan. Hal ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengaruh rehabilitasi terhadap perubahan mental, sikap dan perilaku klien tidak efektif serta perubahan tingkat kecanduan klien memiliki jangka waktu yang cukup lama.

*Kunjungan selanjutnya audiensi di Kantor BNNK Lhokseumawe*
Tim BNN diterima oleh Sub Koordinator P2M BNNK Lhokseumawe(Bapak Iqbal)
Hasil :
1.Ketua Tim II menyampaikan pelaksanaan program pemberdayaan alternatif di Kawasan Tanaman terlarang akan dilaksanakan di lhokseumawe dari tahun 2023 – 2027 dalam pelaksanaanya harus merujuk pada juknis yang sudah terbit, perlu kerjasama yang intens antara BNNK Lhokseumawe dengan Stakeholder untuk keberhasilan program, selain itu perlu adanya usaha extra untuk pendekatan kepada masyarakat dalam menjalankan program karena masyarakat ada kecenderungan tertutup masalah kultivasi ganja,harus mendengar problem yang ada di masyarakat dan kesabaran dalam menjelaskan program sehingga masyarakat tertarik mengikuti program,perlu menumbuhkan rasa percaya kepada masyarakat terkait program yang akan diikuti, dengan adanya komitmen bersama program kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar.

11. Wakil Dekan 1 Fakultas pertanian*
Dengan adanya program Dit Dayatif BNN yang tujuannya memberdayakan masyarakat yang terpapar narkotika dan masyarakat yang tinggal di Kawasan Tanaman terlarang merupakan program yang sangat efektif dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika, dari fakultas pertanian pernah melakukan penelitian di aceh utara, di cocalang di daerah perbukitan, di sana sudah ada Tanaman sereh wangi yang cocok di dataran tinggi, memang masih pada tahap petani mandiri dengan pengolahan yang sederhana, dan hasil ekstrasinya mempunyai kualitas yang bagus bahkan jika diberi pupuk akan lebih maksimal dan dapat menyuburkan tanah, jenis tanaman ini bisa panen dengan berkelanjutan. Untuk tanaman unggulan lainnya yang mempunyai potensi seperti pohon pinang, kakao, sawit, cabe merah, kacang sanca inchi, juga dapat menjadi pilihan, pun berharap dapat saling membantu dalam bidang pertanian dan memberdayakan masyarakat agar kegiatan terkait pencegahan penyalahgunaan narkotika bisa terlaksana dengan baik.

Baca juga:  BNN RI Bersama PT. Bintang Toedjoe Wujudkan Indonesia Bersinar

12.Dosen Ekologi Pertanian (Bapak Nasrudin)*
Tanaman lain yang bisa di unggulkan di aceh utara salah satunya adalah Tanaman nilam aceh, Tanaman nilam tidak memerlukan perawatan yang intensif dapat menghasilkan rendemen minyak dari batang dan daunya dengan masa panen pertama selama 6 bulan dan seterusnya 2 bulan sekali dengan masa tanaman selama 3 tahun dengan proses penyulingan dengan stanlist dan bisa dilakukan lebih ekonomis dengan skala kecil, jenis Tanaman ini bisa menjadi bahan sebagai pengobatan dan therapi, penanaman nilam ini membutuhkan ketinggian 200 meter di atas permukaan laut, nilam aceh mempunyai macholi akhohol di atas 35% yang merupakan kualitas yang baik, tanaman nilam ini membutuhkan cahaya yang banyak sehingga kalo untuk di tumpang sari harus dengan Tanaman yang berjarak sepeti pinang tetapi yang sudah tinggi, untuk mendapatkan rendemin minyak yang berkualitas nilam habis panen harus di siram dengan air yang cukup, terkecuali sudah terkena curah hujan yang cukup, Tanaman nilam mempunyai harga jual tinggi dan stabil, kendalannya adalah penjualannya di aceh belum banyak, pembeli masih dominan berada di medan untuk di eksport

13. Dosen Holtikultura (Bapak Nurismandi)*
Kami pernah meneliti durian dan alpukat dan melihat kondisi kebiasaan psikologis dan sosiologis masyarakat sawang adalah menanam durian yang sudah secara turun menurun sehingga sangat familiar bagi masyarakat, menurut hemat kami Tanaman durian bisa menjadi potensi di Kec Sawang dengan memilih bibit durian yang bagus serta memilih para petani yang mempunyai pemikiran yang maju, pilihan kedua adalah tanaman alpukat karena cocok dengan struktur tanah yang terdapat di Kec Sawang, program ini unmal bersedia menjembatani kerjasama dengan kemeterian pertanian di direktorat buah, dukungan pemerintah daerah sangatlah penting karena bisa mendapatkan dukungan anggaran yang cukup sehingga bisa memfokuskan komuditas tanaman yang identik di kecamatan sawang.

*Tanggapan Tim BNN*
1. Tugas kami di Alternatif Development adalah untuk mengembangkan potensi unggulan masyarakat di Kawasan Tanaman terlarang, salah satunya adalah GDAD di wilayah 3 pilot project di Aceh Besar, Bireun dan Gayo Lues, yang awalnya kami melaksanakan half method yang kami adopsi UNODC sekarang kita mencoba untuk full method, kita berusaha tetap malaksanakan di 1 locus dengan kurun waktu program 6 tahun, hal tersebut tidak hanya kepada basic terciptanya suatu usaha tetapi kita juga terkait pemasaran dan dalam memetakan apakah potensinya merupakan desa wisata, agrobisnis atau potensi lainnya, kami juga juga harus berkomunikasi dengan pemkab aceh utara, kami juga prihatin karena alokasi anggaran untuk P4GN masih belum ada, kami mengharapkan pemda untuk lebih aktif melaksanakan program P4GN, setelah kami mencari informasi tentang kemampuan ekonomi masyarakat kec sawang rata-rata cukup karena pendapatan mereka bisa mencapai 4 juta rupiah sebulan yang menurut data BPS merupakan kategori ekonomi mampu, kami harus benar-benar tepat dalam memilih program untuk masyarakat, meskipun masih banyak kekhawatiran masyarakat karena daerah aceh utara menjadi tempat strategis masuknya narkotika kami mengutamakan komunikasi kepada masyarakat karena kita membangun kepercayaan masyarakat untuk memulihkan Kawasan di desa Jurong kecamatan sawang, kami ingin mereka mempunyai pendapatan lain yang legal dan produktif, beberapa Langkah strategis kami dalam melaksanakan program ini adalah mencari informasi melalui FGD dengan masyarakat tentang permasalahan apa saja yang terjadi di daerah tersebut.

*Kunjungan selanjutnya Audiensi di Kantor Kecamatan Sawang*

Tim BNN diterima oleh Sekcam Jurong
Hasil :
1. Tim BNN pada tahun 2023 akan melaksanakan kegiatan di Kawasan Kec sawang, dan sudah berkordinasi dengan kepala desa serta tokoh masyarakat, pada tahab awal akan melaksanakan pelatihan kepada tokoh-tokoh masyarakat, camat akan mendukung program BNN dan akan memfasilitasi yang diperlukan dalam pelaksanaan program seperti ruangan, laptop dan printer serta peralatan lainya untuk dapat berkontribusi dalam program yang akan dilaksanakan BNN untuk masyarakat kec sawang,

*Kunjungan selanjutnya audiensi di Kantor Kepala Desa Jurong*
Tim BNN diterima oleh Sekdes (Afriandi)
Hasil :
1.Kordinasi lanjutan kepada Sekdes terkait pelatihan life skill yang akan dilaksanakan BNN, diharapkan tetap menjalin komunikasi yang intensif dalam berkoordinasi dan masyarakat yang nantinya mengikuti pelatihan merupakan masyarakat pilihan agar nantinya program yang akan dilaksanakan BNN dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan.

Pemetaan Potensi Stakeholder di Provinsi Aceh

Pemetaan Potensi Stakeholder di Provinsi Aceh

Pemetaan Potensi Stakeholder di Provinsi Aceh#War on Drugs
#speed up never let up

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel