Dihari kedua kunjungannya, Narcotics Control Bureau (NCB) Brunei Darussalam meninjau kompleks perkantoran milik Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) yang terletak di Lido, Bogor-Jawa Barat. Didampingi Deputi Hukum dan Kerjasama BNN RI, Irjen. Pol. Drs. Agus Irianto, S.H., M.Si., M.H., Ph.D., delegasi NCB mengawali kunjungannya dengan mendatangi Unit K9.
Di unit K9, delegasi NCB meninjau seluruh area mulai dari grooming center, klinik, hingga kandang perawatan K9 dengan didampingi, Kepala Seksi Operasional K9 BNN RI, Komang Yuda Murdianto, S.H., M.H. Komang Yuda menjelaskan, Unit Deteksi K9 yang berada didataran tinggi Lido tersebut memiliki luas area mencapai 3,5 hektar dengan jumlah K9 mencapai 60 ekor.
Kunjungan dilanjutkan dengan meninjau Pusat Laboratorium Narkotika BNN RI. Disambut oleh, Kepala Pusat Laboratorium Narkotika BNN RI, Brigjen. Pol. Ir. Wahyu Widodo, seluruh delegasi diajak berkeliling menyaksikan proses pemeriksaan sample narkotika.
Brigjen. Pol. Ir. Wahyu Widodo mengatakan Pusat Laboratorium Narkotika BNN RI baru saja meluncurkan platform Early Warning System (EWS). Platform ini merupakan situs yang dibangun guna mendeteksi dengan cepat kemunculan New Psychoactive Substance (NPS) yang berkembang pesat di pasar gelap.
Keberadaan website yang menjadi program utama UNODC di Asia Tenggara dan Pasifik ini merupakan hasil kolaborasi antara Pusat Laboratorium Narkotika, Pusat Penelitian Data dan Informasi, serta Deputi Bidang Hukum dan Kerjasama BNN RI.
Mengakhiri kunjungannya, delegasi NCB meninjau fasilitas yang ada di Balai Besar Rehabilitasi BNN RI dan disambut oleh Kepala Balai Besar Rehabilitasi BNN RI, dr. Elvina Katerin Sahusilawane, Sp.K.J. Diprakarsai oleh Dato Paduka Zalani Ismail, Director of NCB Brunei Darussalam, delegasi NCB diajak berkeliling melihat fasilitas yang ada di Balai Besar Rehabilitasi BNN RI.
Sebelum peninjauan fasilitas dilakukan, dr. Elvina Katerin memaparkan sedikit tentang upaya yang tengah dilakukan Balai Besar Rehabilitasi BNN RI dalam menangani pecandu narkotika. Menurutnya, BNN RI memprioritaskan peran keluarga yang dianggap memberi pengaruh besar terhadap tingkat kesembuhan pecandu Narkotika pada proses pemulihan.
Sementara itu Dato Paduka Zalani Ismail kagum atas keseriusan Indonesia dalam menanggulangi permasalah narkotika di negaranya. Hal tersebut terlihat dari fasilitas yang dimiliki, mulai dari Unit K9, Pusat Laboratorium Narkotika BNN RI, hingga Balai Besar Rehabilitasi BNN RI sebagai pusat rehabilitasi narkotika terbesar di ASEAN.
“Saya menyampaikan ribuan bahkan jutaan terima kasih atas sambutan yang diberikan BNN RI. Sepanjang lawatan ini, saya memikirkan bagaiman cara mengadopsi keunikan dan keseriusan dari BNN RI dalam menanggulangi permasalahan narkotika”, ujar Dato Paduka Zalani Ismail kagum.
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI
