Skip to main content
Berita Utama

MAHASISWA DAN PELAJAR CEGAH ‘LAHGUN’ NARKOBA

Oleh 16 Okt 2012Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Penanggulangan Narkoba membutuhkan kerja keras dari seluruh elemen bangsa ini. Tidak hanya Badan Narkotika Nasional sebagai focal point, namun juga seluruh komponen bangsa, baik dari kalangan instansi pemerintah, swasta, masyarakat, pelajar, seniman, dan lain-lainnya.Semua komponen bangsa memiliki potensi dan kapasitas yang beragam yang dapat dijadikan sumber daya yang kuat untuk implementasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba, atau yang dikenal dengan P4GN di bumi nusantara ini.Berbicara masalah Narkoba, permasalahan kompleks yang masih dihadapi oleh negeri adalah masih adanya tren penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang masih tinggi. Korelasi kedua masalah tersebut berdampak serius pada stabilitas negeri ini. Tidak berlebihan jika kita katakan demikian, karena angka penyalahgunaan Narkoba yang tinggi serta peredaran Narkoba yang subur akan melemahkan potensi bangsa, baik dalam aspek ekonomi, sosial, kesehatan, budaya, dan juga politik sebuah negeri.Kejahatan Narkoba sudah mutlak harus ditekan dengan berbagai cara yang luar biasa. Karena itulah, pemerintah memberikan respon kuat dalam hal ini, dengan mengeluarkan Inpres No. 12 Tahun 2011, tentang Pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2011-2015, oleh seluruh komponen bangsa ini mulai dari pejabat tinggi hingga kalangan masyarakat di level bawah.Kenapa penanggulangan Narkoba harus begitu serius?Berdasarkan Jurnal Data Tahun 2012, dampak yang ditimbulkan Narkoba tidaklah kecil, karena tidak hanya menimbulkan persoalan sosial, Narkoba juga menimbulkan kerugian ekonomi yang mencapai Rp 48,2 Triliun.Bisa dibayangkan betapa parahnya dampak yang timbul akibat penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, sehingga bukan tidak mungkin sebuah bangsa dapat berpotensi kehilangan generasi.Lantas, pertanyaan yang muncul adalah langkah apa yang mesti jadi prioritas dalam membendung serbuan para pelaku kejahatan Narkoba ini. Untuk menjawab hal ini, secara konseptual, upaya preventif masih menjadi hal yang harus dikedepankan, dibandingkan upaya represif. Karena pada dasarnya langkah preventif akan jauh lebih murah, ketimbang upaya seperti penegakkan hukum, atau perawatan bagi para korban penyalahguna Narkoba yang sudah pasti membutuhkan biaya yang tinggi.Berbagai rencana aksi telah dilakukan oleh BNN dalam konteks pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Deputi Pencegahan BNN, melalui Direktorat Diseminasi dan Informasi dan Direktorat Advokasi, telah mendesain kegiatan yang diharapkan mampu membentuk kesadaran publik akan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.Disini, fokus pembahasan akan lebih dititikberatkan pada domain pekerjaan Direktorat Advokasi BNN, yaitu dalam rangka memberikan pemahaman dan pengetahuan serta mendorong masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa untuk memberikan partisipasi dalam upaya penanggulangan masalah Narkoba di lingkungannya.Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Dit. Advokasi telah melakukan terobosan penting, yaitu mengajak elemen pelajar dan mahasiswa untuk melakukan rencana aksi yang konkret dalam ranah prevensi.Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembentukan kader di lingkungan pelajar dan mahasiswa cukup mendapatkan antusiasme yang positif.Melalui para pelaksana di lapangan, BNN terus melakukan pendekatan hingga ke beberapa organisasi pelajar atau kemahasiswaan. Mereka melakukan sharing, dan bertukar wawasan tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba. Komunikasi yang terjalin dengan baik mendorong para pelajar dan mahasiswa melakukan langkah maju. Tidak sedikit diantara mereka yang membentuk satuan pelajar anti Narkoba, atau satuan mahasiswa anti Narkoba.Hampir setiap harinya, petugas BNN mendatangi beberapa sekolah di Jakarta, untuk membangun jejaring kader anti Narkoba. Petugas BNN mendatangi mereka, lalu memberikan arahan, pemahaman, serta dorongan pada para pelajar untuk turut serta memberikan sumbangsihnya melalui wadah kader anti penyalahgunaan Narkoba. Pekerjaan yang cukup berat bukan? Tapi inilah konsekuensi dan komitmen yang kuat dari BNN untuk memperluas jejaring di lingkungan pendidikan, agar para pelajar, guru, dan orangtua dapat melakukan gerakan yang nyata untuk mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di lingkungannya.BNN Bentuk Kader Anti Narkoba MahasiswaPeran aktif mahasiswa dalam koridor pencegahan penyalahgunaan Narkoba sangat strategis.Tidak bisa dipungkiri lagi, mahasiswa merupakan kalangan intelektual yang sangat berpotensi menciptakan perubahan untuk bangsa ini. Dengan potensi itulah, BNN menggandeng mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam BEM di beberapa universitas di Jabodetabek, untuk turut berkontribusi dalam penanggulangan Narkoba.Direktur Advokasi BNN, Dr. Victor Pudjiadi, mengatakan bahwa diperlukan kesadaran yang tinggi bagi seluruh mahasiswa untuk turut mendukung pencegahan penyalahgunaan Narkoba di lingkungannya.Direktur Advokasi menambahkan, 6.276 mahasiswa telah terlibat dalam kasus penyalahgunaan Narkoba pada 2009 lalu. Oleh karena itulah, situasi ini harus menjadi perhatian khusus, bagi seluruh mahasiswa sebagai kalangan intelektual muda, untuk mampu menciptakan imunitas diri dalam menangkal rayuan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.Perlu strategi khusus dan upaya yang komprehensif untuk melakukan pencegahan penyalahgunaan Narkoba secara terkoordinasi dan terintegrasi khususnya di kalangan mahasiswa, imbuh Dr. Victor.Direktur Advokasi berharap, melalui kegiatan pembentukan kader ini, mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta kesadaran terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba, dan membangun komitmen dalam rangka menyebarluaskan informasi tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba.Sementara itu, Kepala Subdit Masyarakat, Siti Alfiasih menaruh harapan besar agar para mahasiswa ini dapat membentuk jejaring atau komunitas yang aktif dalam kegiatan P4GN.Kita harapkan mereka bisa menciptakan sebuah forum mahasiswa anti Narkoba, yang bisa menjadi wadah bagi mereka untuk saling berbagi informasi tentang Narkoba, atau menciptakan kegiatan-kegaitan positif, baik itu dalam bentuk seminar tentang Narkoba, atau kegiatan positif lainnya, ujar Siti.Menciptakan jejaring anti Narkoba di kalangan mahasiswa memang bukan hal yang mudah. Di tengah kompleksitas eksistensi dan peran mahasiswa dalam percaturan demokrasi, masalah Narkoba kadang menjadi isu nomor dua. Tapi hal itu tidak berlaku untuk anak-anak mahasiswa Trisakti yang dengan gigih memperjuangkan unit kegiatan mahasiswa yang fokus dalam bidang P4GN. Menurut Heru, Ketua Divisi Mahasiswa Anti Narkoba (DMAN), sudah lebih dari tiga tahun, DMAN, sangat aktif dalam melaksanakan kegiatan pencegahan penyalahgunaan Narkoba, dari mulai sosialisasi hingga membangun jejaring di lingkungan mahasiswa baik itu di Jakarta, dan di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, serta NTB.DMAN patut mendapat apresiasi, karena mereka konsisten melakukan gerakan nyata untuk menyampaikan kampanye anti Narkoba dengan cara mereka.Pembentukan Kader Anti Narkoba Di Lingkungan PelajarSelain menggarap mahasiswa, BNN membidik pelajar SMP atau SMU untuk menjadi aktif dalam upaya pencegahan. Langkah BNN untuk menguatkan aspek pencegahan di lingkungan pelajar terus dilaksanakan dengan berbagai strategi. Sebuah terobosan baru pun dilakukan BNN, yaitu dengan menggandeng Forum Komunikasi OSIS Jakarta Timur (FKOJT) untuk menggelar kegiatan pembentukan kader anti Narkoba bagi pelajar SMU se-Jakarta.BNN memandang perlu keterlibatan unsur organisasi sekolah ini, karena FKOJT sendiri memiliki potensi yang kuat untuk menjadi perpanjangan tangan BNN dalam memaksimalkan upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) khususnya di lingkungan pelajar.Peran FKOJT dalam kegiatan pembentukan kader kali ini cukup besar, karena FKOJT diberikan kepercayaan untuk mengundang rekan-rekan pelajar dari berbagai sekolah di Jakarta Timur untuk turut bergabung dalam kegiatan pembentukan kader, di Hotel Sentral, beberapa waktu yang lalu. Sengaja kami libatkan FKOJT ini dalam kegiatan pembentukan kader, sehingga mereka memiliki kebanggaan dan rasa memiliki yang kuat pada program anti penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar, terang Siti kepada Humas BNN.Ketika disinggung mengenai langkah follow up dari berbagai kegiatan pembentukan kader sejauh ini, Siti mengatakan bahwa ada beberapa feedback yang sangat bagus dari para kader yang telah dibina bidang Advokasi Deputi Bidang Pencegahan BNN. Salah satu hal yang menonjol dari pembentukan kader ini adalah, munculnya beberapa pelajar penyuluh materi Narkoba dari SMA BPSK.Hal membanggakan adalah 40% dari para kader yang telah dibina oleh kita sudah memberikan respon positif bagi kami, dengan berbagai bentuk, ada yang mengirim sejumlah tulisan dan riset, ada juga yang sudah jadi penyuluh Narkoba, dan bagi kami hal ini sangatlah positif, ungkap Siti.Keterlibatan para mahasiswa dan pelajar di Jakarta dalam upaya penanggulangan Narkoba terus menunjukan perkembangan yang positif. Hingga saat ini, semakin banyak kalangan pelajar dan mahasiswa yang semakin proaktif dalam memberikan kontribusinya sebagai upaya pencegahan. Mereka mengaktualisaskan potensi diri yang positif, sambil menyerukan pesan pada rekan sebayanya bahwa Narkoba berbahaya.Program pembentukan kader yang diimplementasikan oleh Direktorat Advokasi BNN di lingkungan pelajar sekolah telah menghasilkan bibit-bibit penyuluh yang cukup jempolan. Salah satu hasil binaan BNN yang berhasil para pelajar dari sekolah SMA BPSK Jakarta Timur. Dalam kurun 4 bulan ini, beberapa pelajar pilihan dari SMA tersebut tergolong aktif melakukan sosialisasi Narkoba kepada rekan-rekannya.Mereka membentuk beberapa tim penyuluh Narkoba. Satu tim terdiri dari 5 orang dengan masing-masing tugasnya. Secara terperinci ia menyebutkan bahwa dua orang bertugas menjadi pemateri, satu orang untuk dokumentasi , satu orang pembuat modul, dan satu orang lainnya membantu di lapangan untuk menertibkan audiens.Salah satu kegiatan konkret yang berhasil dilakukan oleh Jodi dan rekan-rekannya adalah melaksanakan sebuah seminar tentang Narkoba di sebuah SMP di Jakarta. Selain itu, mereka juga aktif mendatangi SMP-SMP di sekitar Jakarta Timur untuk berdiskusi masalah Narkoba.Kegiatan pencegahan penyalahgunaan Narkoba harus terus dimaksimalkan, sehingga kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan Narkoba semakin terbentuk, yang pada akhirnya masyarakat berani menolak Narkoba dan pangsa pasar akan bangkrut, karena tidak ada lagi orang yang ingin mengonsumsi Narkoba. (BK/HUMAS BNN)

Baca juga:  JARINGAN SINDIKAT FA KELOLA ASET 38 MILYAR RUPIAH

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel