Upaya penanggulangan masalah narkoba membutuhkan keterlibatan seluruh unsur bangsa. Masalah yang sangat besar ini tidak bisa ditangani oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendukung gerakan penanggulangan masalah narkoba secara masif, khususnya dalam konteks rehabilitasi. Dalam dimensi rehabilitasi, Muslimat Nahdlatul Ulama menegaskan komitmennya untuk turut mendukung gerakan rehabilitasi para penyalahguna narkoba.Umar Wahid, selaku Pembina Yayasan Kesejahteraan Musimat Nahdlatul Ulama (YKMNU), mengatakan bahwa masalah narkoba sudah menjadi persoalan bangsa. Cara pandang terhadap masalah ini harus jelas, bahwa narkoba bukan lagi persoalan individu, akan tetapi sudah menjadi persoalan bangsa yang harus melibatkan seluruh pihak.Semua orang bisa kena narkoba, semua kalangan bisa terjerat, jadi bukan lagi masalah perorangan, tutur Dr Umar Wahid, saat menjadi pembicara dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Peran Serta Muslimat NU Dalam Rehabilitasi Pengguna Narkoba, di Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (25/6).Menurut adik kandung Gus Dur ini, maraknya penyalahgunaan narkoba menuntut kepedulian yang tinggi dari seluruh komponen bangsa ini. Penyalahgunaan narkoba ini sudah bukan lagi tanggung jawab pemerintah, tapi sudah harus jadi tanggung jawab moral kita bersama, kata Umar Wahid.Lantas, langkah penting apa yang bisa dilakukan Muslimat NU? Menjawab hal ini, Umar Wahid mengatatakan Muslimat NU memiliki potensi yang sangat besar untuk mendukung gerakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) khususnya dalam bidang rehabilitasi. Dari segi organisasi, Muslimat NU tersebar di 33 Provinsi dan memiliki stock informal leader yang banyak seperti pemuka agama, dan kalangan profesi lainnya yang bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya serta bisa jadi ujung tombak rehabilitasi di tengah masyarakat. Sebagai bekal, tentu saja mereka harus dilengkapi dengan pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif tentang isu narkoba.Yang terpenting anggota Muslimat NU ini memiliki pemahaman yang sama bahwa para penyalahguna narkoba adalah korban yang harus ditangani, direhabilitasi, dan bukan dijauhi.Pemahaman menjadi faktor penting, karena itu akan menentukan langkah berikutnya dalam upaya penanganan masalah narkoba. Umar menegaskan, para anggota muslimat NU akan berdaya guna jika memiliki pemahaman yang sangat tinggi akan masalah narkoba yang sedang terjadi. Umar pun cukup yakin jika para wanita yang tergabung dalam Muslimat NU ini dibekali dengan pemahaman dan pengetahuan yang maksimal, bukan tidak mungkin akan mampu menjadi penjangkau penyalahguna narkoba yang handal.Umar mengungkapkan, salah satu kendala yang masih dan akan dihadapi dalam konteks penanganan adiksi narkoba, adalah masih adanya stigma buruk tentang para korban penyalahguna narkoba di tengah masyarakat. Stigma negatif tentang korban penyalahgunaan narkoba harus dihapus, karena hal ini akan menyulitkan para penyalahguna narkoba untuk kembali reintegrasi dengan masyarakat. Menanggapi hal ini Deputi Rehabilitasi, dr Kusman Suriakusumah, mengatakan stigma negatif dapat dihapus jika si penyalahguna narkoba itu mampu taubat nasuha dan produktif. Dalam konteks pertobatan, dr Kusman mengatakan para tokoh agama harus mengambil porsi yang lebih banyak. Sementara untuk urusan produktivitas, BNN siap untuk memfasilitasinya dengan serangkaian program.Sementara itu, Roosmani Soedibyo, Ketua VIII PP Muslimat NU mengatakan, bahwa masalah narkoba termasuk dalam isu kesehatan yang harus segera ditanggulangi. Ia menambahkan, rehabilitasi menyangkut upaya penyelamatan anak bangsa yang harus dilaksanakan dengan serius. Bahaya narkoba telah mengancam keberlangsungan fisik, dan mental bangsa ini, sehingga harus disikapi dengan serius, kata Roosmani.Dengan kompleksitas masalah narkoba yang sedemikian rupa, Roosmani berharap agar muslimat NU mampu menjadi agen penyelamat anak bangsa dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.Dr Kusman mengutarakan, bahwa jumlah penyalahguna narkoba banyak yang berasal dari kalangan perempuan. Karena itulah, Deputi Rehabilitasi menaruh ekspekstasi besar pada Muslimat NU agar dapat mencetak banyak konselor perempuan sehingga bisa mendampingi atau menjangkau penyalahguna narkoba dari kalangan perempuan.Mengomentari relevansi isu narkoba dengan isu narkoba, Farida Solahudin, Ketua YKMNU, berkomentar bahwa penanganan masalah penyalahgunaan narkoba bisa ditangani dalam bentuk layanan kesehatan untuk penyalahgun anarkoba. Saat disinggung mengenai operasional yang konkret tentang layanan penyalahguna narkoba, Farida mengatakan potensi Muslimat NU untuk mendirikan klinik layanan kesehatan untuk penyalahguna narkoba bukan sesuatu yang mustahil. Namun saat ini harus dipikirkan formulasinya dulu, pungkas Farida.
Berita Utama
Komitmen Muslimat NU Dukung Rehabilitasi
Terkini
-
KEPALA BNN RI HADIRI GROUND BREAKING SEKOLAH BM 400 20 Okt 2025
-
BNN UNGKAP KASUS PABRIK SABU RUMAHAN DI APARTEMEN CISAUK TANGERANG 18 Okt 2025
-
AUDIENSI BERSAMA BNN, PUSKADARA SERAP INFORMASI DAN DATA SEBAGAI BAHAN KAJIAN 18 Okt 2025
-
KEPALA BNN RI AJAK SANTRI JIHAD MELAWAN NARKOBA 18 Okt 2025
-
KUNJUNGI DESA BULUKERTO, KEPALA BNN RI APRESIASI MODEL PEMULIHAN PENYINTAS NARKOBA BERBASIS EKONOMI KREATIF 17 Okt 2025
-
SERUAN KEMANUSIAAN KEPALA BNN RI: PECANDU BUKAN AIB, BANTU MEREKA PULIH LEWAT REHABILITASI 17 Okt 2025
-
BNN KEMBALI MENANGKAN PRAPERADILAN DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG 16 Okt 2025
Populer
- BNN DAN ESQ CORP SINERGIKAN PENCEGAHAN NARKOBA BERBASIS NILAI SPIRITUAL DAN PEMBENTUKAN KARAKTER 08 Okt 2025
- BNN DAN PP MUHAMMADIYAH SEPAKAT PERKUAT SINERGI DAKWAH ANTI NARKOBA 01 Okt 2025
- HASIL SELEKSI KOMPETENSI MANAJERIAL DAN SOSIAL KULTURAL (ASSESMENTCENTER) PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA BNN T.A. 2025 02 Okt 2025
- TEMUI JAJARAN BNNP DIY, KEPALA BNN RI: “BEKERJALAH, BERPRESTASI, BERIKAN SUMBANGSIH TERBAIK UNTUK BANGSA” 03 Okt 2025
- BNN DAN DPP GRANAT PERKUAT SINERGI DALAM PENANGANAN NARKOBA 04 Okt 2025
- 935 PPPK BNN RESMI DILANTIK, SIAP PERKUAT LAYANAN P4GN 01 Okt 2025
- KEPALA BNN RI MENERIMA KUNJUNGAN BILATERAL CNB SINGAPURA 02 Okt 2025