Peredaran opium di Afganistan telah menjadi ancaman serius untuk kesehatan masyarakat dan keamanan internasional. Oleh karena itulah, UNODC terus memberikan dukungan penguatan berupa program regional untuk mengatasi derasnya peredaran narkoba di Afganistan. Salah satu program regional berupa aliansi tiga negara yaitu Afganistan, Iran, dan Pakistan. Program tersebut diluncurkan sejak tahun 2007 dalam upaya menghadang ancaman peredaran opium dan kejahatan serius lainnya. Upaya yang rutin dilakukan seperti patroli bersama, dan operasi pengawasan perbatasan. Di samping itu, ketiga negara tersebut bekerja sama dalam bidang intelejen untuk saling tukar informasi. Kerja sama yang dibangun ketiga negara mendapatkan apresiasi yang positif dari Direktur Eksekutif UNODC, Yury Fedotov. Aliansi ini telah berhasil menyita satu ton narkotika berbagai jenis sepanjang Januari-Februari 2014. Saat pertemuan tingkat menteri dalam sidang CND, Fedotov mengatakan negara anggota PBB harus terus melanjutkan dan mengembangkan kerja sama di area Afganistan, Iran dan Pakistan terutama dalam aspek penguatan pengawasan maritim yang tergolong sangat rawan. Selain aliansi penanganan peredaran narkoba di kawasan Afganistan-Iran-Pakistan, aliansi lain yang penting dibangun adalah Afganistan-Kyrgyzstan dan Tajikistan (AKT). Dengan kerja sama ini diharapkan dapat menguatkan efektivitas operasi dalam menangkal peredaran gelap narkoba. Selain itu, aliansi ini diharapkan dapat memaksimalkan bantuan dari program Central Asian Regional Information and Coordination Centre-UNODC. Di sela-sela sidang CND, negara yang tergabung dalam aliansi AKT telah memaparkan rencana aksi mereka untuk menguatkan masing-masing perbatasan dan mengoptimalkan peran LO masing-masing negara dalam penegakan hukum. Kerja sama aliansi AKT telah membuahkan prestasi yang tinggi pada tahun 2013. Ketiga negara itu telah berhasil menyita lebih dari setengah ton narkotika berbagai jenis, termasuk opium, heroin dan ganja. Meski upaya yang dilakukan telah maksimal, namun hasil survey opium di Afganistan oleh UNODC pada tahun 2013 lalu menunjukkan bahwa penanaman opium meningkat 36% sedangkan produksi opium meningkat sebanyak 49%. (source : UNODC)
Berita Utama
Kerja Sama Di Perbatasan Kunci Atasi Peredaran Narkoba di Asia Barat dan Tengah
Terkini
-
KEPALA BNN RI TEGASKAN KOMITMEN PERANG MELAWAN NARKOBA UNTUK KEMANUSIAAN 28 Agu 2025
-
BNN RESMI TUTUP PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2025, CETAK SDM UNGGUL DAN BERINTEGRITAS 27 Agu 2025
-
RESMI JABAT KEPALA BNN RI, SUYUDI ARIO SETO HADIRI AGENDA PERDANA BERSAMA PRESIDEN PRABOWO 27 Agu 2025
-
KEPALA BNN RI TEGASKAN ARAH KEBIJAKAN DAN NILAI UTAMA DALAM MELAWAN NARKOBA 26 Agu 2025
-
PRESIDEN PRABOWO SUBIANTO RESMI MELANTIK SUYUDI ARIO SETO SEBAGAI KEPALA BNN RI 25 Agu 2025
-
PERERAT HUBUNGAN BILATERAL, KEPALA BNN RI IKUTI PERAYAAN 60 TAHUN KEMERDEKAAN SINGAPURA 22 Agu 2025
-
Melawan Ancaman di Tengah Kemerdekaan: BNN Musnahkan 474 Kg Barang Bukti Narkotika dan Ungkap Kasus Narkoba pada Rokok Elektrik 22 Agu 2025
Populer
- SITA LEBIH DARI 500 KG NARKOTIKA DALAM SATU BULAN: BNN UNGKAP MODUS BARU PENYELUNDUPAN NARKOTIKA 30 Jul 2025
- KEPALA BNN RI BERIKAN ARAHAN KEPADA CPNS LULUSAN STIN 03 Agu 2025
- AKHIRI BENCHMARKING, QCADAAC FILIPINA AKUI STRATEGI P4GN INDONESIA LAYAK DICONTOH 03 Agu 2025
- HARI KETIGA BENCHMARKING, DELEGASI QCADAAC KUNJUNGI FASILITAS BNN DI LIDO 01 Agu 2025
- SINERGI BNN-BIN-LEMHANAS, PERKUAT INTELIJEN LAWAN SINDIKAT NARKOTIKA 31 Jul 2025
- PENYEMPURNAAN PERUBAHAN RUU NARKOTIKA, BNN SERAP ASPIRASI PENEGAK HUKUM DAN AKADEMISI DI JAMBI 04 Agu 2025
- BENCHMARKING QCADAAC: STRATEGI KOLABORASI PENCEGAHAN NARKOBA DI INDONESIA JADI INSPIRASI FILIPINA 31 Jul 2025