Skip to main content
Berita Utama

Hapus Stigma Negatif, Penanganan Mantan Pengguna Narkoba Harus Komprehensif

Oleh 04 Mar 2013Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Salah satu permasalahan besar yang masih muncul dalam konteks adiksi adalah masih melekatnya stigma negatif di antara mantan pengguna narkoba. Hal ini berimbas pada kurangnya kepercayaan yang diberikan kepada para mantan pengguna narkoba atau recovering addict. Beberapa fakta masih mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti misalnya jika ada kehilangan barang di rumah, maka dengan mudah tuduhan itu akan meluncur pada mantan pengguna narkoba yang ada di rumah tersebut. Hal ini menunjukkan masih adanya stigma negatif yang memberikan dampak negatif untuk para mantan pecandu narkoba, ujar Dr Jody, salah seorang staf Pasca Rehabilitasi BNN, saat memandu Focus Discussion Group (FGD) dengan tema Pengguna Narkoba Dihukum atau Direhabilitasi? Dampak Stigma Negatif Terhadap Masa Depan Pengguna, yang digelar di BNN, Kamis (28/2).Penanganan mantan pecandu narkoba memang membutuhkan upaya hebat yang kontinyu dan tak kenal batas. Hal ini bisa dipetik dari pengalaman Bunda Ifet, ibunda Bimbim (penggebuk drum Slank). Bunda Ifet dikenal sebagai seorang ibu yang berjuang keras untuk memulihkan anaknya dari ketergantungan narkoba. Berkat ketekenunan dan kesabarannya, Bunda Ifet berhasil mengeluarkan Bimbim, dan juga Kaka (vocalis Slank) dari jeratan narkoba dengan menggunakan metode detoksifikasi. Pada saat narkoba mulai menjerat Bimbim dan Kaka, grup band Slank yang memiliki jutaan fans loyal di negeri ini memasuki masa-masa sulit. Saat itulah, Bunda Ifet masuk ke dalam manajemen untuk mengarahkan anaknya serta personel lainnya untuk tetap berkarya tanpa mengonsumsi narkoba. Setelah Bimbim dan Kaka mulai pulih, rupanya stigma negatif masih melanda grup band ini sehingga ada berbagai kontrak manggung yang sulit untuk direalisasikan. Banyak pihak yang masih menganggap bahwa pemain band yang sudah terkena narkoba tidak akan tampil maksimal. Namun, berkat keyakinan dan upaya yang keras, Bunda Ifet berhasil meyakinkan bahwa Slank sudah pulih dan sudah bisa maksimal. Peranan sang Bunda Ifet yang begitu kuat inilah yang menjadi salah satu roh dalam grup band ini tetap bisa berkarya dan bisa memberikan penampilan terbaiknya. Menurut Bunda Ifet, karya-karya Slank justru jauh lebih bagus ketika mereka sudah pulih dari kecanduan narkoba. Dalam konteks stamina, ada paradigma salah dan seringkali ditelan bulat-bulat oleh para pemain band. Paradigma itu adalah, ketika para pemain band itu telah memainkan 10 lagu, maka harus diberikan doping sehingga bisa menaikkan power mereka. Maka tidak heran ada beberapa musisi yang akhirnya menggunakan narkoba untuk menaikkan performa mereka. Menanggapi hal ini, Bunda Ifet tegas menolak paradigma ini, karena pada dasarnya memainkan puluhan lagu pun bisa dilakukan tanpa menggunakan narkoba, dan Slank sudah membuktikannya. Bunda Ifet berpesan khusus agar para orang tua memahami betul perkembangan anak-anaknya. Orang tua tuh harus benar-benar memahami betul perubahan yang terjadi pada sikap anak kita, jangan sampai kecolongan, perhatikan jika ada perubahan drastis baik itu dari cara dia bicara, bersikap, hingga cara berpakaian, karena pada dasarnya akan kelihatan kok kalau anak kita mulai mengonsumsi narkoba, ujar Bunda Ifet. Meski dinyatakan pulih dari ketergantungan narkoba, Bunda Ifet merekomendasikan pada para orang tua dari mantan pengguna narkoba agar selalu memiliki perhatian dan kepedulian tanpa batas. Salah satu sikap yang ia tunjukkan adalah ketegasan dengan melarang Bimbim untuk menggunakan telepon selular selama satu setengah tahun, setelah Bimbim dinyatakan pulih. Sementara itu, Cepi Chandra, seorang mantan pengguna narkoba dari kalangan selebritis juga membagikan pengalamannya untuk tetap survive dan tidak lagi tercoreng dari stigma negatif sebagai mantan pengguna narkoba. Bagi aktor yang seringkali memerankan peran antagonis ini, masa sulit karena narkoba pernah ia lalui. Baginya, narkoba telah menghambat perjalaanan karirnya, karena ia tidak bisa bekerja dengan maksimal sehingga akhirnya karirnya tenggelam. Namun setiap manusia memang memiliki titik balik dengan cara masing-masing. Pada saat sang ibunda meninggal dunia, Cepi mulai sadar bahwa hidupnya yang dinodai dengan penyalahgunaan narkoba harus segera diperbaiki. Setelah bertahun-tahun menggunakan narkoba berbagai jenis, dari mulai pil koplo, ekstasi, hingga sabu, Cepi akhirnya berhenti mengonsumsinya. Beberapa tahun ia mengalami masa sulit karena harus vakum dari dunia entertainment yang membesarkan namanya. Setelah benar-benar pulih, Cepi pun kembali mendapatkan kembali karirnya di dunia jagad hiburan. Beberapa judul sinetron kini sedang ia geluti. Menurutnya, setiap orang yang pernah terjebak narkoba bukan menjadi akhir dari segalanya karena banyak mantan pengguna yang akhirnya kembali bersinar. Menyinggung masih banyaknya stigma yang berkembang di masyarakat, Dr Jodi berpendapat, sosialisasi mengenai para korban penyalahguna narkoba masih minim sehingga masyarakat sendiri kurang begitu memperdulikan eksistensi mereka. Ia berharap kampanye yang digalakan itu tidak hanya di level anti narkoba, tapi juga harus masuk ke level kampanye peduli korban narkoba. Menanggapi pernyataan tersebut, Sulaeman, salah seorang peserta diskusi meminta agar media massa dapat lebih memerankan fungsinya, dengan memberikan informasi yang komprehensif tentang narkoba dan juga korbannya, sehingga masyarakat dapat memahami betul mengenai permasalahan adiksi. Dengan pemahaman itulah, paradigma masyarakat tentang pengguna atau mantan pengguna narkoba pun akan lebih objektif, sehingga secara otomatis stigma buruk yang melekat pada diri mereka akan hilang.

Baca juga:  Kepala BNN : Guru Terbaik Adalah Diri Sendiri

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel