cegahnarkoba.bnn.go.id – Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan Perwakilan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) di Indonesia untuk membuat model intervensi ketahanan keluarga anti narkoba, dengan melibatkan perwakilan orangtua murid dan siswa menengah tingkat Pertama. Pelaksanaan model intervensi ini dilaksanakan di wilayah Jawa Barat yaitu Kota Bandung, Kota Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Cimahi.
Pemilihan keluarga merupakan faktor penting dalam menumbuhkan ketahanan diri remaja terhadap penyalahgunaan narkoba. Mulai frekuensi berkomunikasi orangtua dengan anak yang perlu lebih intens, pengasuhan orangtua yang demokratis, serta hubungan yang hangat menjadi hal penting dalam membuat remaja memiliki ketahanan diri yang tinggi. Evaluasi pelaksanaan Modul Intervensi Ketahanan Keluarga untuk memperoleh hasil pencegahan yang efektif serta menyatukan pemahaman dan keterpaduan langkah dalam pelaksanaan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan keluarga yang dapat digunakan di Indonesia sesuai dengan kearifan lokal budaya bangsa Indonesia, disampaikan Direktur Advokasi, Supratman dalam membacakan sambutan Deputi Bidang Pencegahan.
Pada acara Focus Group Discussion Model Intervensi Ketahanan Keluarga untuk mengevalusi kegiatan model intervensi ketahanan keluarga yang diselenggarakan BNN, Selasa (17/9/2019), di Jakarta. Pembicara dalam FGD itu adalah Tim Pengajar Universitas Negeri Jakarta, Perwakilan UNODC Indonesia Narendra Lobbie, Paulina G.P serta Yunita Faela sebagai pemerhati pencegahan narkoba.
Menurut Narendra Lobbie, mengembangkan Program Universal Keterampilan Keluarga merupakan perbaikan dari program pencegahan berbasis keluarga yang sebelumnya diambil berdasarkan pengalaman dan hasil riset dari program sebelumnya dan terbuka untuk umum dan melakukan uji coba pada negara-negara yang terpilih termasuk Indonesia. Keluarga merupakan institusi sosial yang paling kuat dan berpengaruh dalam banyak hal, keluarga merupakan awal dari pendidikan dan terbukti secara ilmiah pola asuh yang baik menjadi faktor pelindung yang sangat kuat dalam mencegah penggunaan zat, perilaku kekerasan remaja dan gangguan perilaku lainnya. Program pencegahan berbasis keluarga yang diperluas cakupannya dapat menjangkau keluarga yang terpapar situasi khusus. Program ini sudah diuji coba di beberapa negara berhasil dengan baik.
Paulina G.P sebagai pemerhati P4GN memberikan pandangan terhadap modul yang telah dibuat oleh UNODC, yaitu modul yang ada sangat cocok dilaksanakan di Indonesia, karena lebih realisasi dengan permasalahan keluarga.
“BNN pernah membuat modul parenting skills pada tahun 2014 yang dilaksanakan di 3 provinsi di Indonesia, Riau, DKI Jakarta dan D.I Yogyakarta, dengan Family Based Prevention Program diintegrasikan di posyandu. Posyandu dapat dimanfaatkan karena target keluarga atau family. Mereka tidak usah dipanggil karena mereka akan datang sendiri atau voluntary bukan paksaan. UNODC Indonesia dapat mengembangkan modul yang sudah ada. Modul yang dibuat oleh UNODC Indonesia sangat bagus, interesting, fun, beautiful and wonderful world” Ujar Paulina.
Lebih lanjut Paulina menyampaikan pencegahan berawal dari keluarga karena tantangan keluarga betul-betul mempunyai permasalahan komunikasi dalam keluarga, kurang penanaman disiplin yang efektif serta kurang pengawasan terhadap anak, kurang terampil menangani stress, kurang meningkarkan harga diri anak dan tekanan teman sebaya.
Yunita Faela menambahkan bahwa modul intervensi ketahanan keluarga perlu dimasukan dalam isi modul mencakup 3 hal yaitu Modul, Panduan dan Protokol karena sangat penting bagi Fasilitator. Isi Modul mencakup faktor keluarga bisa menjadi agen yang penting dalam menangani perilaku anak. Isi Panduan lebih spesifik misalnya tujuan program, apa itu adiksi narkoba, kenali tanda-tanda dan program family united. Serta Isi Protokol memahami adiksi narkoba seperti definisi, karakteristik perilaku dan gejalanya, media penyebaran (mengenali tanda-tanda rentan adiksi narkoba di rumah dan lingkungan tempat tinggal), strategi pencegahan dan merespon tanda-tanda rentan adiksi nakorba dan family united mengenai sistem deteksi dan respon dini.
Aip Badrujaman dari Universitas Negeri Jakarta menyampaikan hasil evaluasi dalam pelaksanaan intervensi ketahanan keluarga, bahwa penekanan pada keterampilan dasar fasilitator harus menguasai konten dan dinamika karena pada sesi orangtua banyak dibutuhkan sharing pengalaman orangtua dan brainstorming dan mengelola waktu yang dibutuhkan dalam modul bervariatif.