Deputi Pencegahan BNN RI, Drs. Richard M. Nainggolan, S.H.,M.M.,MBA. didampingi Direktur Pascarehabilitasi BNN RI, dr. Farid Amansyah, Sp.PD, dan Penyuluh Narkoba Ahli Muda, Eva Fitri Yuanita untuk menghadiri kegiatan Asia Pacific Forum Against Drugs 2023 – From Prevention to Aftercare – Integrated Community Action for a Drug Free Society, di Singapura, Jumat (26/5).
Forum Anti Narkoba Asia Pasifik atau Asia Pacific Forum Against Drugs diselenggarakan oleh Singapore’s National Council Against Drug Abuse (NCADA) dan Singapore Anti-Narcotics Association (SANA). Adapun tema yang diangkat tahun ini adalah From Prevention to Aftercare – Integrated Community Action for a Drug Free Society (Dari Pencegahan ke Pascarehabilitasi – Aksi nyata Integrasi Komunitas untuk Masyarakat Bersih Narkoba); Pendekatan holistik untuk pencegahan narkoba dan aftercare serta upaya melalui aksi dan dukungan masyarakat.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika & Menteri Kedua Dalam Negeri Singapura, Mrs. Josephine Teo. Menurut Josephine, peningkatan angka penyalah guna narkoba mendorong semua elemen untuk meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, lembaga organisasi dan masyarakat. Ia menambahkan, sasaran penyalahgunaan narkoba saat ini kebanyakan pada usia remaja sehingga banyak menimbulkan permasalahan kenakalan remaja hingga kriminal lainnya. Di samping itu, penyalahgunaan ganja menjadi salah satu hal yang menyebabkan penyalahgunaan zat lainnya di kemudian hari.
“Penting bagi seluruh negara dan NGO di Asia Pasifik untuk melawan penyalahgunaan narkoba dengan melakukan pengembangan perilaku positif, meningkatkan kepedulian serta membangun ketahanan (baik diri, keluarga hingga masyarakat) dengan berkolaborasi,” imbuh Menteri Komunikasi dan Informatika Singapura.
Dalam kesempatan ini, Rogers Kasirye, Vice President World Federation Against Drugs (WFAD), yang menjadi keynote speaker menekankan tujuan utama pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan orang di seluruh dunia.
Pendekatan Pencegahan saat ini dilakukan sejalan dengan Standar Internasional Pencegahan Narkoba dari UNODC/WHO. Dalam strategi-strategi ini penting melibatkan partisipasi pemuda, keluarga dan masyarakat melalui kolaborasi.
Melalui pendekatan tersebut, pencegahan narkoba sejak usia dini serta serangkaian intervensi pencegahan, pemulihan dan reintegrasi yang berbasis bukti (Evidence based prevention, recovery and reintegration interventions) menjadi hal yang sangat penting. Buktinya, langkah tersebut telah menghasilkan perbedaan dalam penanganan masalah penyalahgunaan narkoba bagi populasi yang rentan/beresiko dan pendekatan tesebut juga direkomendasikan oleh World Federation Against Drugs/WFAD.
Senada dengan hal tersebut, para panelis lainnya yaitu Augusto Nogueira, President, International Federation of Non-Government Organisations for the Prevention of Drug and Substance Abuse (IFNGO), DAC Karen Lee, Director (Community Corrections Command), Singapore Prison Service, Dr Sandor Heng, Board Member, Singapore Anti-Narcotics Association (SANA), Ms. Nur Azlinda Binte Zulkifli, SANA Peer Leaders, Mr. Khung Wei Nam Simon, SANA Peer Leaders menyampaikan pandangannya tentang pencegahan dan pascarehabilitasi.
Usai pemaparan dari para narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan terkait Deklarasi APFAD (Asia Pasific Forum Against Drugs), yang melambangkan komitmen pemerintah, masyarakat, serta individu untuk melakukan kolaborasi bersama menuju masyarakat bebas dari narkoba. Deklarasi APFAD 2023 ini berisi :
1. Sepakat bahwa penyalahgunaan narkoba merupakan masalah global yang merusak jutaan orang.
2. Bersama menentang (setuju untuk tidak setuju) adanya legalisasi ganja karena memberikan pesan yang salah bahwa narkoba itu tidak berbahaya dan tidak menimbulkan ketagihan.
3. Penanganan permasalahan narkoba seharusnya dilakukan dengan cara komprehensif dan holistik.
4. Merupakan tanggung jawab kita terhadap upaya Drugs Free World untuk anak-anak kita, sehingga penting untuk berkolaborasi dan bersinergi bagi seluruh pemerintah, NGO dan seluruh lapisan masyarakat dalam memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Biro Humas dan Protokol BNN RI