Narkoba membanjiri Jakarta memang bukan hanya slogan belaka, karena pada faktanya angka penyalahgunaan narkoba di ibu kota negeri ini memang tinggi. Berdasarkan data BNN, pada tahun 2011 lalu, kelompok pengguna narkoba coba pakai sedikitnya telah mencapai angka140 ribuan jiwa, sedangkan pecandu dengan jarum suntik mencapai angka sedikitnya 9 ribu jiwa, dan pecandu non jarum suntik mencapai sedikitnya 131 ribuan jiwa. Prevalensi penyalahgunaan narkoba di DKI mencapai 7 % dari total penyalahguna narkoba di Indonesia.Banyaknya penyalahgunaan narkoba hingga di lingkungan terkecil memang nyata adanya. Masih banyak zona merah di kawasan ibu kota. Bisa dikatakan hampir seluruh wilayah Jakarta ini terancam oleh usaha sindikat narkoba yang terus melancarkan upayanya guna meracuni anak bangsa.Banjir narkoba di Jakarta harus ditekan dan ditanggulangi secara komprehensif. Sebagai leading sector dalam upaya penanggulangan narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak akan mampu bekerja sendiri. BNN harus menggandeng sektor lain, utamanya dari unsur masyarakat yang telah menunjukkan komitmen dan tekad yang kuat untuk bersama-sama mencegah penyalahgunaan narkoba.Faktor peran serta masyarakat sangat signfikan dalam mendorong terciptanya lingkungan yang bersih dari narkoba. Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat BNN, Dr Budyo Prasetyo menegaskan bahwa salah satu keberhasilan pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), adalah jika peran serta masyarakat muncul dan bergerak aktif. Hal ini ia jelaskan saat BNN menggelar Focus Group Discussion dengan tema Jakarta Kebanjiran Narkoba, Bagaimana Antisipasinya, di kantor Yayasan Bersama, Kebayoran Baru, Kamis (7/2).Permasalahan narkoba seperti kurangnya ketersediaan layanan rehabilitasi bagi kelompok penyalahguna atau pecandu narkoba dan masalah-masalah narkoba lainnya, mendorong BNN untuk mengambil langkah yang strategis dan terobosan yang berani.Salah satu upaya yang ditempuh BNN adalah dengan menggandeng unsur masyarakat seperti yayasan atau LSM. Seperti diutarakan oleh dr. Mintarsih Latief, Ketua I Yayasan Bersama, peran LSM atau organisasi masyarakat sangat penting untuk dilibatkan, dan bukan dijadikan sebagai saingan.Kegiatan FGD seperti ini disambut positif oleh Mintarsih. Menurutnya, melalui kegiatan seperti ini, BNN dapat mengakomodir berbagai rekomendasi agar pelaksanaan penanggulangan narkoba khususnya rehabilitasi narkoba dapat berjalan lebih maksimal. Ia menjelaskan bahwa dalam penanggulangan narkoba, sebenarnya para tokoh masyarakat atau tokoh agama sudah banyak yang menjadi relawan dalam rangka menekan angka penyalahgunaan narkoba. Sayangnya, masing-masing pihak belum terintegrasi dan berada di bawah sebuah wadah yang terorganisir, sehingga penanggulangan narkoba tidak maksimal.Sinergi menjadi sangat penting antara lembaga penanggulangan narkoba berbasis masyarakat. Dalam konteks terapi dan rehabilitasi, pada prinsipnya tidak ada satu cara atau metode terapi dan rehabilitasi narkoba yang bisa diaplikasikan untuk semua orang. Karena itulah, semua pihak harus duduk bersama untuk mencari cara yang efektif.Ketersediaan lembaga rehab milik pemerintah seperti UPT T&R di Lido juga tidak akan berjalan maksimal, karena tidak semua pecandu mau menjalani program rehab yang seperti yang ditawarkan oleh panti rehab tersebut.Seperti dikemukan oleh dr Al Bahri, bahwa penanganan narkoba memang harus mengintegrasikan segala potensi baik itu dari sisi medis dan juga non medis. Karena pada kenyataannya memang tidak ada terapi yang cocok bagi semua pecandu narkoba.Yang lebih penting lagi, Al Bahri menekankan agar BNN sebagai salah satu penyelenggara rehabilitasi untuk melakukan evaluasi dengan ketat setiap waktu sehingga dapat diketahui bagaimana perkembangan si pecandu itu sendiri. Bahkan konsep therapeutic community yang menyita waktu 6 bulan, tidak cukup lama untuk memastikan seorang pecandu itu untuk siap kembali mengatasi masalah adiksinya.Untuk merealisasikan program rehabilitasi narkoba, diperlukan orang-orang yang mau bekerja secara sukarela yang mau meluangkan waktunya untuk bergerak menjangkau para pecandu. Sedangkan para pakar atau dan para ahli atau pakar harus mampu meluangkan waktunya untuk memberikan pembekalan bagi mereka dari segi keilmuan atau wawasan sehingga para pelaksana di lapangan memiliki pengetahuan yang kuat sehingga mampu menjangkau para penyalahguna atau pecandu narkoba untuk mau berobat ataupun menjalani rehabilitasi.Senada dengan Mintarsih, Prof Irwanto juga setuju agar BNN mampu memaksimalkan para relawan dari kalangan masyarakat yang peduli dan mendukung upaya pemulihan para pecandu narkoba. Menurutnya, ketersediaan panti rehab yang besar, tidak menjadi jaminan keberhasilan menekan angka kecanduan, jika upaya penjangkauan dan pendampingan bagi para pecandu narkoba di level grass root tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh.Prof mengakui bahwa upaya menjangkau para pecandu narkoba ini bukan pekerjaan ringan. Dalam pendekatannya di lapangan, banyak sekali para pecandu yang menganggap upaya penjangkauan atau pendampingan ini tidak memberikan dampak positif bagi mereka. Maka tak heran, banyak di antara mereka yang enggan untuk menjalani perawatan atau pengobatan di Puskesmas.Selaku pendiri Kios Atmajaya yang gencar melakukan penanggulangan masalah narkoba dan HIV/AIDS, Prof Irwanto mengusulkan pada BNN agar lebih fokus bekerja sama dengan pihak-pihak yang sudah teruji secara empiris dalam menangani masalah adiksi. Dalam perspektifnya, kehadiran para ahli ini diharapkan mampu memberikan strategic direction yang sangat konkret, sehingga penanganan di bidang adiksi ini akan terarah dan memberikan output yang baik. Menurutnya, BNN harus berani berinvestasi dengan pihak-pihak seperti itu baik dari segi pengganggaran ataupun sumber daya manusianya.
Berita Utama
BNN Rangkul Masyarakat, Cegah Jakarta Dibanjiri Narkoba
Terkini
-
KEPALA BNN RI USULKAN BALAI LATIHAN KERJA BERSINAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL 18 Sep 2025
-
KUNJUNGI BALI, KEPALA BNN RI TINJAU LANGSUNG KANTOR BNN KOTA DENPASAR 18 Sep 2025
-
ISSUP REGIONAL CONFERENCE 2025: KEPALA BNN RI TEKANKAN KOLABORASI INTERNASIONAL HADAPI NARKOBA 18 Sep 2025
-
BNN SALURKAN 2.000 PAKET SEMBAKO UNTUK KORBAN BANJIR DI BALI 18 Sep 2025
-
HADAPI TANTANGAN ADIKSI MODERN, BNN GELAR WORKSHOP PENANGANAN KOMORBIDITAS GAMBLING DAN NARKOTIKA 17 Sep 2025
-
KOLABORASI BNN DAN ISSUP: LIMA HARI, 48 NEGARA, SATU TUJUAN BERSAMA 17 Sep 2025
-
KUATKAN PROGRAM P4GN, KEPALA BNN RI AUDIENSI DENGAN GUBERNUR DKI JAKARTA 16 Sep 2025
Populer
- Melawan Ancaman di Tengah Kemerdekaan: BNN Musnahkan 474 Kg Barang Bukti Narkotika dan Ungkap Kasus Narkoba pada Rokok Elektrik 22 Agu 2025
- PRESIDEN PRABOWO SUBIANTO RESMI MELANTIK SUYUDI ARIO SETO SEBAGAI KEPALA BNN RI 25 Agu 2025
- PERERAT HUBUNGAN BILATERAL, KEPALA BNN RI IKUTI PERAYAAN 60 TAHUN KEMERDEKAAN SINGAPURA 22 Agu 2025
- KEPALA BNN RI TEGASKAN KOMITMEN PERANG MELAWAN NARKOBA UNTUK KEMANUSIAAN 28 Agu 2025
- BNN RESMI TUTUP PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2025, CETAK SDM UNGGUL DAN BERINTEGRITAS 27 Agu 2025
- RESMI JABAT KEPALA BNN RI, SUYUDI ARIO SETO HADIRI AGENDA PERDANA BERSAMA PRESIDEN PRABOWO 27 Agu 2025
- KEPALA BNN RI HADIRI PENUTUPAN P3N XXV TAHUN 2025 21 Agu 2025