Narkoba sudah menjangkau berbagai kalangan bahkan hingga pedesaan. Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai lembaga yang bergerak dibidang narkoba memiliki tugas Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), salah satu tugasnya juga merehabilitasi penyalahguna narkoba. Sebagai pendukung upaya rehabilitasi, BNN bekerjasama dengan lembaga rehabilitasi adiksi berbasis masyarakat dan memberikan peningkatan kualitas pelayanan rehabilitasi yang sangat komprehensif antara pemerintah dengan masyarakat yang peduli akan korban penyalah guna Narkoba demi terwujudnya masyarakat bebas Narkoba di Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika pasal 54, 55, 103, dan 127 dijelaskan bahwa penyalah guna yang terbukti sebagai pecandu atau korban penyalahgunaan Narkoba wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial, dan sejalan dengan Instruksi Presiden No. 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional P4GN.Berbagai upaya yang diakukan BNN dalam meningkatan kualitas pelayanan rehabilitasi sosial dan medis yaitu dengan membangun 4 tempat rehabilitasi di Indonesia diantaranya UPT Lido, UPT Baddoka Makasar, UPT Tanah Merah Samarinda, dan akan segera di bangun di Batam, dan mendorong agar lembaga rehabilitasi milik masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam upaya merehabilitasi korban penyalah guna narkoba. Untuk itu BNN mengundang lembaga rehabilitasi masyarakat wilayah Kupang untuk mengadakan diskusi terarah atau Focus Group Discussion (FGD) membahas rehabilitasi adiksi berbasis masyarakat dalam rangka penguatan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat untuk memulihkan penyala guna narkoba, di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (17/7). Dalam FGD ini hadir sebagai pembicara Kepala BNNP Nusa Tenggara Timur yang di sampaikan oleh Kasubid Advokasi Mohamad T. Sidik SH. MSi dr. Dasliati B Palloan, Sp.THT, KL dari Klinik Talithakum, Ahmad dari LSM Bangkit dengan moderator Ernos Neoarasi, SP. AAK. Konselor Adiksi BNNP NTT.Dari hasil survai BNN dengan Universitas indonesia bahwa Korban penyalah guna Narkoba di Nusa Tenggara Timur mencapai 39000 – 42000 orang. Menurut Kepala BNNP NTT Drs. Dando Dengi Aloysius MM. yang di temui di tempat Jakarta, kurangnya kesadaran masyarakat untuk mau melaporkan diri atau keluarganya untuk rehabilitasi. Dalam kurun tiga (3) tahun, dari tahun 2010 jumlah warga Nusa Tenggara Timur yang mau rehabilitasi baru 24 orang, 5 diantaranya di kirim ke UPT Baddoka Makasar dan 19 orang lainnya di kirim ke UPT Lido. Selain itu berbagai informasi yang diberikan kepada masyarakat sudah maksimal seperti penyuluhan bahaya narkoba, Rehabilitasi gratis tanpa proses hukum pun sudah dilakukan.Dalam FGD tersebut Badan Narkotika Nasional memberikan bantuan terhadap Klinik Talithakum sebesar Rp. 54.100.000, dengan rincian yaitu pembiayaan detoksifikasi, rawat jalan, pengadaan obat – obatan, tes urine, bimbingan teknis dan pelatihan detoksifikasi korban penyalah guna narkoaa. Bantuan tersebut diberikan secara simbolik oleh Kasi Fasilitasi Rehabilitasi Swasta M. Retno Daru S.Psi. MSi sebagai wujud dukungan penguatan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat.Klinik Talithakum merupakan tempat rehabilitasi di Nusa Tenggara Timur yang didukung oleh Komponen Masyarakat BNN. Metode yang digunakan Klinik Talithakum dalam membantu pemulihan pencandu dengan program detoksifikasi selama tujuh hari dan Rawat Jalan berupa konseling selama 3 bulan. Dalam rehabilitasi yang dilaksanakan di Klinik Talithakum ini, setiap penyalah guna juga diberikan pemeriksaan medis dan psikososial, pendidikan adiksi, konseling individual atau kelompok dan edukasi keluarga. Melalui program ini diharapkan setiap pecandu yang didampingi dapat clean dan tidak terjadi relapse. Saat dengan saat ini Klinik Talithakum merawat baru merawat 6 orang penyalah guna narkoba. Diharapkan melalui klinik ini, pecandu di Nusa Tenggara Timur dapat terjangkau.
Artikel
BNN Memberikan Dukungan Kepada Rehabilitasi Adiksi Berbasis Masyarakat
Terkini
- Penutupan PKA BNN Tahun 2024: Pimpinan Di Lingkungan BNN Harus Transformatif Dan Kolaboratif 12 Sep 2024
- Bak Pablo Escobar, Boss Kartel Narkoba Kampung Puntun Dibekuk BNN 11 Sep 2024
- Sestama BNN RI Pimpin Upacara Pelantikan Dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan Administrator Dan Pengawas 10 Sep 2024
- Jalin Sinergitas Dengan Media, BNN Kembali Temui Jurnalis Kota Cantik Palangka Raya 10 Sep 2024
- DPR RI Buktikan Dukungan Program P4GN, Tambah Anggaran BNN Pada 2025 09 Sep 2024
- Pengumuman Perubahan Jadwal Seleksi CPNS BNN T.A. 2024 06 Sep 2024
- Wujudkan Birokrasi Bersih Melayani, BNN Bentuk Karakter ASN “BerAKHLAK” Melalui Webinar 05 Sep 2024
Populer
- Pengumuman Pengadaan CPNS BNN TA 2024 19 Agu 2024
- Selamatkan Anak Indonesia Dari Ancaman Narkoba, BNN Jajaki Kerja Sama Dengan KPAI 26 Agu 2024
- Cegah Narkoba Masuk Ke Kampus, BNN Teken Perjanjian Kerja Sama Dengan UKI 23 Agu 2024
- BNN TERIMA HIBAH DARI PEMKAB MANGGARAI BARAT, SINERGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN BNN KABUPATEN/KOTA 21 Agu 2024
- Hasil Seleksi Kompetensi Manajerial Dan Sosial Kultural Melalui Assessment Center Pengisian JPT Madya Deputi Rehabilitasi BNN Tahun 2024 04 Sep 2024
- Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi JPT Deputi Rehabilitasi BNN RI T.A. 2024 26 Agu 2024
- BNN RI Gelar Pemusnahan Barang Bukti Ketujuh Tahun 2024 Temuan Jaringan Internasional 19 Agu 2024