Kasus narkoba masih marak di kalangan artis hingga saat ini. Sepanjang tahun 2020 saja, tercatat belasan artis yang harus berurusan dengan hukum karena kasus penyalagunaan narkoba. Hal ini menjadi isu yang ramai dan bahkan bisa berhari-hari dimuat di media massa. Bahkan dengan maraknya penangkapan artis, ada yang beranggapan bahwa hal ini sebagai upaya menaikkan citra atau kinerja penegak hukum.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Informasi dan Edukasi Deputi Bidang Pencegahan BNN, Drs. Purwo Cahyoko, M.Si, tidak sependapat dengan opini di atas. Menurutnya, penangkapan itu bisa dilakukan pada siapapun, entah itu artis atau masyarakat biasa. Lebih dalam lagi, ia mengatakan, penangkapan itu membutuhkan proses. Tidak serta merta seseorang itu ditangkap, karena perlu penyelidikan yang mendalam terlebih dahulu. Setelah prosedur lengkap, barulah dilakukan penangkapan. Kebetulan jika yang tertangkap itu artis, maka ekspos kasusnya laku karena itulah bagian dari risiko public figure.
Oleh karena itulah, Purwo berharap para artis mampu menjadi teladan atau panutan. “BNN ke depan mencanangkan hidup seratus persen, kita berharap teman-teman artis ini menggelorakan hidup sehat, sadar dan bahagia tanpa narkoba,” imbuhnya saat menjadi narasumber dalam kegiatan Webinar yang bertajuk “Artis, Target Operasi Narkoba?”, pada Selasa (30/6).
Direktur Informasi dan Edukasi ini juga mengajak seluruh elemen masyarakat dapat menjalani hidup 100% termasuk para pekerja seni atau artis dalam menjalani kegiatan kehidupannya.
“Jika pekerja, jadilah pekerja yang seratus persen, jika artis maka jadilah artis yang seratus persen jadi teladan atau panutan bagi kaum milenial,” pesan Purwo.
Persoalan narkoba di kalangan artis juga mendapat tanggapan dari dr Lula Kamal, M.Sc. Menurut dokter yang telah malang melintang dalam penanganan masalah adiksi ini mengatakan ada banyak tekanan bagi para artis. Faktor waktu pekerjaan yang tidak menentu seringkali menguras tenaga sehingga mereka mengonsumsi obat tertentu. Mereka seharusnya waspada ketika bisa menjalankan aktivitas dengan kuat selama berhari-hari tanpa tidur sekalipun. Saat itulah, sebenarnya ada yang salah dengan asupan yang mereka konsumsi. Karena itulah, ia seringkali memberikan masukan agar para artis waspada dan hati-hati akan hal seperti demikian.
Selain waktu, para artis juga bisa mendapat tekanan mental. Mereka bisa saja sedang berada dalam kondisi sedih, tapi orang lain tidak boleh tahu. Untuk mendapatkan sensasi kesenangan yang sementara, mereka akhirnya ada yang lari ke narkoba. Pada kenyataannya hal itu justru tidak menyelesaikan masalah. Karena itulah, ia berpesan, siapapun itu, baik artis maupun tidak, agar jangan dekat-dekat dengan narkoba.
Sementara itu, Ryan Ekki Pradipta, seorang vocalist band besar yaitu D’Masiv mengungkapkan bahwa tidak semua anak band atau musisi itu dekat dengan narkoba. Menurut pria yang telah menghasilkan banyak hits ini mengatakan, masih banyak musisi yang konsisten mengusung gaya hidup sehat. Ia sedikit berbagi pengalaman, bahwa di lingkungan bandnya, D’Masiv cukup ketat dengan urusan pola hidup sehat. Selain menyiapkan fisik dengan ngeGym, ia juga selalu meminta agar tersedia makanan dan minuman sehat seperti buah-buahan dan susu ketika mereka akan manggung.
Ketika disinggung soal upaya pencegahan narkoba, Ryan juga mengulas sedikit tentang pentingnya peran kepala keluarga. Menurutnya, hal baik itu perlu dipupuk dari rumah, salah satunya dengan memberikan contoh kepada anak-anak tentang makanan-makanan yang sehat.