Menuliskan berita terkait rehabilitasi dinilai sebagai pahala yang besar bagi kaum jurnalis. Karena hal ini menjadi salah satu bentuk partisipasi nyata kaum jurnalis dalam membantu menyelamatkan anak bangsa dari jerat narkoba untuk menuju pemulihan. Demikian disampaikan wartawan senior, Gardi Gazarin, saat menghadiri diskusi tentang Sinergisitas Media dan Badan Narkotika Nasional Dalam Upaya Penanganan Pecandu di Masyarakat, di kantor Kelurahan Gelora, Jakarta yang digelar Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat BNN, Rabu (13/11). Tidak dapat dipungkiri bahwa informasi rehabilitasi belum terakses secara maksimal oleh masyarakat. Di sinilah peran serta media untuk membantu memberikan informasi yang luas tentang pentingnya rehabilitasi dalam memulihkan penyalah guna narkoba. Gardi menambahkan, pemberitaan tentang rehabilitasi penting karena faktanya angka penyalah guna narkoba itu sudah mencapai angka empat juta orang. Jika seluruh media di Indonesia yang jumlahnya sudah ribuan ini dapat menyampaikan informasi penting tentang rehabilitasi maka akan banyak orang yang membaca lalu memahami sehingga kemungkinan bisa berbuat nyata dalam mendorong para penyalah guna narkoba untuk menjalani rehabilitasi, kata Gardi. Gardi juga mengungkapkan, saat ini banyak lembaga rehabilitasi milik masyarakat yang ada di Indonesia. Agar program atau kegiatan rehabilitasi ini dapat dipahami masyarakat luas, ia menyarankan agar lembaga rehabilitasi ini lebih proaktif menjalin komunikasi dengan media sehingga kegiatan yang digelar oleh lembaga rehabiitasi ini dapat terpublikasikan. Kegiatannya bisa berupa diskusi seperti ini, dengan catatan susunlah judul acara yang menggoda sehingga menstimulasi wartawan untuk menuliskan isu-isu terkait rehabilitasi secara menarik, ujar wartawan yang sudah malang melintang dalam penulisan narkoba ini. Menyambung pentingnya isu rehabilitasi ini untuk di-blow up, Kepala Bagian Humas BNN, Sumirat Dwiyanto mengungkapkan bahwa fakta di lapangan masih banyak orang yang lebih senang ketika ada penyalah guna narkoba yang dihukum pidana. Padahal penyalah guna idealnya ditangani dengan cara rehabilitasi, dalam kerangka konsep dekriminalisasi dan depenalisasi. Dalam kerangka dekriminalisasi, pecandu bisa bisa ditempatkan di tempat rehabilitasi sejak masa penyidikan, dan hakim bisa memvonis rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba. Sementara itu, dalam konteks depenalisasi, pecandu sebenarnya bisa melaporkan dirinya pada Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) dan dijamin tidak akan ditangkap. Karena itulah media diharapkan media dapat berperan dalam membantu menyosialisasikan tentang konsep dekriminalisasi dan depenalisasi ini, sehingga penanganan penyalah guna narkoba dapat tertangani, ungkap Sumirat. Perihal pemberitaan tentang rehabilitasi, Priyono, seorang wartawan Majalah Progresif setuju bahwa isu ini juga menarik di samping berita penangkapan kasus. Tindakan nyata atau kepedulian tokoh masyarakat kecil pada korban penyalahguna narkoba juga dalam konteks rehabilitasi menjadi hal yang bisa digali lebih mendalam. Tidak perlu tokoh besar yang bisa kita angkat, karena masyarakat kecil sekalipun yang punya kepedulian dalam menolong korban narkoba ini bisa dijadikan sumber pemberitaan yang menarik, ungkap Priyono. Menyoal bagaimana peran media dalam mendukung gerakan rehabilitasi, Rizki seorang recovering addict yang sudah menjadi redaktur di salah satu televisi mengungkapkan aspirasinya agar perusahaan media lebih terbuka untuk memberdayakan para mantan pecandu narkoba untuk berkarya dalam dunia jurnalistik, karena ia yakin betul banyak mantan penyalah guna narkoba itu yang memiliki potensi dan kapasitas yang baik untuk kembali produktif. Deputi Rehabilitasi BNN, dr Kusman Suriakusumah bahkan sempat menantang salah satu media untuk membantu menolong korban narkoba dengan cara melibatkan para penyalah guna narkoba itu dalam proses kreativitas di dunia media. Banyak penyalah guna narkoba itu yang menyatakan keinginannya untuk berkarya di industri media, karena itulah ini perlu kita akomodir, jadi kami himbau media agar lebih peduli dengan hal ini, pungkas Deputi Rehabilitasi BNN
Berita Utama
Berita Rehabilitasi di Blow Up itu Pahala Besar
Terkini
-
Audiensi Badan Narkotika Nasional dengan Universitas Bina Nusantara 26 Mei 2023
-
BNN RI Dampingi Stakeholder Dalam Rangka Implementasi Alternative Development Pada Pilot Project di Aceh Utara 26 Mei 2023
-
Rapat Internal Pelaksanaan Uji Kompetensi dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat di Lingkungan BNN 25 Mei 2023
-
“Meeting to Determine The Awards of The International Day Drug Abuse and illicit Trafficking” 25 Mei 2023
-
BNN RI Musnahkan Ganja Dan Sabu, Selamatkan Lebih Dari 46.000 Jiwa 25 Mei 2023
-
BNN RI Gandeng Stakeholder di Madina Untuk Tangani Kawasan Tanaman Terlarang 25 Mei 2023
-
Rapat Finalisasi Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan Kabupaten/Kota Tanggap Ancaman Narkoba 24 Mei 2023
Populer
- Perkuat Kebersamaan, Pimpinan dan Staf di BNN RI Saling Bermaaf-maafan 02 Mei 2023
- Hasil Pasca Sanggah Seleksi Kompetensi CPPPK Jabatan Fungsional Tenaga Teknis BNN 2022 12 Mei 2023
- Direktorat PSM BNN RI Menerima Audiensi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) 04 Mei 2023
- Perkuat Kolaborasi Dengan Media Massa, BNN RI Adakan Pertemuan Dengan Awak Media 05 Mei 2023
- Deputi Pemberantasan BNN RI Berikan Kuliah Umum Kepada Perwira Siswa DIKREG 51 SESKO TNI 04 Mei 2023
- BNN RI Hadiri Acara Hari Bhakti Pemasyarakatan Kemenkumham Ke-59 04 Mei 2023
- Audiensi dengan KASN terkait Tindak Lanjut PKS antara Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat dengan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) 05 Mei 2023