Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) pada Selasa (27/5), sukses menggelar webinar bertajuk “Work Life Balance: Keluarga Bahagia, Kinerja Meroket. Fakta atau Mitos?”. Acara yang dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman pegawai BNN mengenai pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.
Sekretaris Utama BNN RI, Tantan Sulistyana, dalam keynote speech sekaligus membuka acara, menyoroti bahwa work life balance menjadi semakin krusial di tengah dinamika pekerjaan yang kompleks dan tuntutan profesional yang tinggi.
“Work life balance bagi pegawai di lingkungan BNN merupakan hal penting, mengingat terdapat beberapa tugas dan fungsi yang kompleks, dan penuh risiko,” ujarnya.
Beliau menekankan bahwa keseimbangan ini bukan sekadar slogan, melainkan kebutuhan yang harus dikelola secara sadar, berkelanjutan, dan sistematis untuk menghindari kelelahan dan penurunan kualitas kerja. Pegawai yang memiliki kehidupan pribadi sehat dan harmonis cenderung lebih fokus, kreatif, dan efisien, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan kinerja.
Webinar ini menghadirkan dua narasumber yang mendalami aspek-aspek penting dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional, yaitu Poppy Amalya M.Psi., Psikolog, C.HT., M.NLP., seorang psikolog dan motivator, memaparkan “Strategi Mewujudkan Keluarga Bahagia”, dan Dr. dr. Diah Setia Utami, Sp.KJ., M.A.R.S., Kelompok Ahli BNN, yang menyampaikan materi tentang “Kinerja dan Pelayanan Prima”.
Dalam materi Poppy Amalya, menekankan bahwa keluarga yang harmonis adalah fondasi utama kesejahteraan psikologis individu. Komunikasi yang efektif antar anggota keluarga dapat mencegah berbagai permasalahan, dan dukungan keluarga berkontribusi langsung pada peningkatan kinerja karyawan. Keluarga bahagia didefinisikan sebagai keluarga yang setiap anggotanya merasa dicintai, dihargai, dan didukung, dengan ciri-ciri komunikasi terbuka, saling mendukung, dan menikmati momen kebersamaan.
“Pentingnya memahami love language pasangan juga disoroti sebagai kunci hubungan yang langgeng, meliputi words of affirmation, gifts, acts of service, quality time, dan physical touch,” tambahnya.
Sementara itu, Dr. dr. Diah Setia Utami mendefinisikan pelayanan prima sebagai pelayanan yang sangat baik yang melampaui harapan dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan standar kualitas tinggi. Tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan bermutu, menimbulkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan, serta menghindari tuntutan.
Elemen pelayanan prima mencakup 6A: kemampuan (ability), sikap (attitude), penampilan (appearance), perhatian (attention), tindakan (action), dan tanggung jawab (accountability). Kompetensi petugas dalam pelayanan prima meliputi kesabaran, keramahan, kemampuan berkomunikasi yang jelas, menguasai substansi pelayanan, menggunakan bahasa positif, dan memahami pengguna layanan. Pelayanan prima sangat penting untuk loyalitas pelanggan, kepuasan pelanggan, dan branding organisasi.
Lebih lanjut, pelayanan prima juga selaras dengan nilai-nilai ASN BerAKHLAK dan merupakan kunci menuju predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Keberhasilan dalam melaksanakan pelayanan prima, yang didukung oleh keluarga bahagia dan harmonis, dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kinerja yang pesat.
Webinar bersertifikat ini diikuti oleh seluruh satuan kerja BNN dari pusat hingga daerah. Melalui pemahaman “work life balance” diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif, mendorong kontribusi maksimal pegawai, khususnya dalam perang melawan narkotika.
#indonesiabersinar
#indonesiadrugfree
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN
