
Kompleksitas permasalahan narkotika di Indonesia dijabarkan Deputi Hukum dan Kerja Sama (Hukker) BNN RI, Agus Irianto, saat menerima kunjungan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta (UNSRI), pada Rabu (5/11), di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur.
Di hadapan lebih dari 200 mahasiswa, Agus Irianto menjabarkan permasalahan narkotika saat ini yang mirip seperti gunung es. Menurutnya, permasalahan narkotika yang terlihat di permukaan hanyalah berupa kasus-kasus pengungkapan sebagaimana sebuah hasil reaktif dari berbagai hal fundamental yang berada di bawah permukaan.
“Pada permukaan gunung es kejahatan narkotika terjadi karena adanya keinginan, kemampuan, dan kesempatan untuk berbuat, sementara di bawah permukaan gunung es terdapat permasalahan lain yang pada akhirnya membuat kejahatan tersebut terjadi seperti cacatnya sistem, pengawasan yang buruk, kesenjangan ekonomi, rentannya mental dan moral, dan lain sebagainya,” jelas Deputi Hukker BNN RI.
Menghadapi permasalahan narkotika yang semakin kompleks saat ini, Agus Irianto menyampaikan, Presiden Prabowo telah memasukan permasalahan narkotika ke dalam Asta Cita dan program prioritas nasional. Menindaklanjuti hal tersebut BNN pun telah menetapkan visi misi dan pendekatan strategis dalam upaya penguatan pencegahan dan pemberantasan narkotika sebagaimana arahan Presiden.
Namun demikian, Ia mengungkapkan bahwa BNN tidak dapat bekerja sendiri dan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak dalam menangani permasalahan narkotika di Indonesia. Mengakhiri paparannya, Deputi Hukker menyampaikan kutipan yang berbunyi “cooperation is the best way to fight the crime” yang berarti kunci dalam penanganan berbagai bentuk kejahatan, termasuk kejahatan narkotika adalah melalui kerja sama.
#warondrugsforhumanity
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN













