BNN.GO.ID, <> Sentul Jawa Barat 1 Oktober 2021<>Rapat dimulai dengan pembacaan sambutan secara bergantian dari kedua negara yang dibacakan oleh masing-masing pimpinan delegasi. Delegasi Indonesia dalam hal ini dipimpin oleh Deputi Hukum dan Kerjasama selanjutnya dilanjutkan paparan dari Peru mengenai keberhasilan DEVIDA Peru dalam melaksanakan Alternative Development Program yang mengikutsertakan 10 (sepuluh) Departemen Pemerintah di 137 Distrik dengan sejumlah 54.500 ha lahan Kokain yang akan diubah menjadi lahan perikanan darat, peternakan madu, perkebunan tanaman yang bernilai ekonomis antara lain Kakao, Kopi, Jeruk, Pisang, Alpukat dan Jahe.
Selanjutnya adalah diskusi tanya jawab antara kedua negara. Rapat tersebut menghasilkan beberapa point sebagai berikut :
1. Direktur Dayatif menyampaikan sejumlah pertanyaan kepada Devida Peru terkait pelaksanaan Alternatif Development yaitu diantaranya adalah Strategi dalam menghadapi permasalahan di dalam intervensi Kawasan kultivasi tanaman terlarang yang sering terkait dengan budaya masyarakat setempat yang menggunakan tanaman tersebut sebagai bahan obat tradisional dan juga ditanyakan seputar kunci keberhasilan program AD yang dilaksanakan oleh DEVIDA Peru. Disampaikan oleh DEVIDA Peru bahwa dialog yang intensif kepada masyarakat sangat berperanan dalam pelaksanaan program tersebut dan juga adanya MoU/perjanjian dengan komunitas masyarakat tentang capaian giat maupun hasil yang diharapkan oleh masyarakat. Selain itu DEVIDA Peru aktif dalam menggalang kerjasama dengan UNODC, European Union terkait pendanaan AD dan juga dengan pemerintah Amerika Serikat dalam merumuskan tanaman alternatif pengganti yang mampu memberikan prospek yang baik di masyarakat di wilayah yang diintervensi.
2. DEVIDA juga memiliki peran untuk memberikan dukungan teknis yaitu melakukan diagnosa kebutuhan dasar petani lokal, identifikasi bantuan yang dibutuhkan oleh petani lokal, bantuan akses petani lokal ke pasar komersil, penyediaan perlengkapan, pengembangan kapasitas petani, pengembangan infrastruktur dan dukungan yang memastikan program Alternative Development dapat terlaksana secara berkesinambungan.
3. Keberhasilan DEVIDA Peru dalam pelaksanaan Alternative Development ini dapat dilihat melalui Indikator Makro antara tahun 2012 dan 2019 yaitu meningkatnya lahan perkebunan Kakao dari 82.152 Ha di Tahun 2012 menjadi 147.761 Ha di tahun 2019 serta peningkatan Pendapatan Bruto Peru dari produk Kokoa yaitu USD 64.416 Juta di tahun 2012 menjadi USD 163.547 Juta di tahun 2018.
4. Deputi Hukum dan Kerjasama BNN RI menyampaikan apresiasi atas keberhasilan DEVIDA Peru dalam pelaksanaan Alternative Program yang telah dilaksanakan oleh Peru sejak 2012 hingga 2021 dan berharap dalam waktu yang akan datang BNN RI dapat mengunjungi DEVIDA Peru untuk mempelajari lebih jauh mengenai Alternative Development Program yang dapat diadaptasi di Indonesia.
#War on Drugs
#Indonesia Bersinar
#sadar_sehat_produktif_&_bahagia
#Salam sehat tanpa narkoba
