

Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN melalui Direktorat Pemberdayaan Alternatif laksanakan Pemetaan Potensi SDM & SDA Kawasan Rawan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Provinsi Jawa Tengah pada tanggal, 6 s.d. 9 Mei 2025 dalam rangka Pelaksanaan Bimtek Life Skill
BNN.GO.ID_ Semarang, 7 s.d. 8 Mei 2025. Hasil FGD Perwakilan Masyarakat, Kelurahan Tanjungmas berada di wilayah Kecamatan Semarang Utara memiliki karakteristik wilayah yang strategis dengan keberadaaan stasiun kereta, bandar udara, dan pelabuhan. Mirisnya lokasi strategis ini tidak memengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Komoditi perikanan yang dihasilkan dari laut mulai menurun dan tambak yang dimiliki masyarakat mulai beralihfungsi menjadi perumahan. Kondisi ini berimplikasi pada makin padatnya penduduk dan keterbatasan akses air bersih, dan kumuhnya lingkungan tempat tinggal. Di sebagian RW beberapa UKM sudah berjalan dan memiliki pangsa pasar tersendiri. UKM yang sudah berjalan antara lain pembuatan bandeng presto, pembuatan terasi, pembuatan sirup kembang telang, dan sirup sereh. Beberapa usaha sudah dalam skala besar dan padat karya, namun masih banyak pula usaha dalam skala perorangan. Banyaknya jumlah perempuan yang bekerja menjadi buruh pabrik penuh waktu (mulai dari jam 7 pagi sampai dengan jam 5 sore atau bahkan malam) mengakibatkan kecederungan keterabaian pengasuhan anak. Kondisi keterabaian ini dapat dilihat dari tingginya jumlah anak usia sekolah yang sudah mulai merokok dan nongkrong di beberapa titik di wilayah Kelurahan Tanjungmas. Hasil Observasi Lapangan, Kondisi pesisir yang mulai tercemar mengakibatkan jumlah ikan yang menurun sehingga sebagian nelayan di Kelurahan Tanjungmas memilih untuk mencari kerang hijau. Ancaman pencemaran air laut juga menjadi perhatian yang dapat menurunkan kualitas air dan berdampak pada ekosistem perairan. Dalam pengamatan terlihat bahwa perahu yang digunakan oleh nelayan adalah perahu kayu yang berukuran kecil. Pengamatan dilakukan di sore hari namun tidak banyak nelayan yang kembali dari laut membawa ikan. Kondisi pesisir yang mulai memprihatinkan ditambah dengan abrasi laut yang tinggi mengakibatkan Kelurahan Tanjungmas mulai kehilangan komoditi perikanan terutama perikanan air payau yaitu ikan bandeng. Rekomendasi Jenis Pelatihan, Pembuatan krupuk ikan, Pembuatan ikan asap, Pembuatan kulit lumpia dan arem-arem. Jenis pelatihan ini merupakan pilihan jenis pelatihan yang akan didiskusikan lebih lanjut pada esok hari. Ketiganya dipilih dengan mempertimbangkan kearifan lokal, ketersediaan bahan, dan potensi pasar. Hasil FGD dengan Jajaran Kecamatan, Lurah, dan APH, Di Tanjungmas terdapat tempat yang dijuluki dengan “Jembatan Agen Dosa” yang digunakan oleh para pemuda melakukan penyimpangan sosial mulai dari merokok, miras, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan tawuran. Pemasalahan sosial yang dominan di beberapa RW di Tanjungmas adalah banyaknya usia pengangguran dengan usia muda; banyaknya tongkrongan anak muda yang digunakan untuk ajang merokok, tawuran, dan miras; tingginya angka kejahatan jalanan dikarenakan kurangnya penerangan. Angka kemiskinan di Kelurahan Tanjungmas sudah mulai berkurang, kondisi ini ditandai sudah tidak adanya masyarakat dengan kategori miskin ekstrem. Namun, tingkat kemiskinan masih tinggi berkisar di angka 50% dari penduduk. Hasil Diskusi Dengan Kesbangpol, Agar program BNN dapat ditindaklanjuti dan dapat menjadi stimulan bagi dinas lain, maka Plt. Kaban Kesbangpol menyarankan agar BNN dapat menyampaikan rencana pelaksanaan program lengkap dengan sasaran dan waktu pelaksanaannya kepada Walikota agar Walikota dapat menginstruksikan penyesuaian anggaran untuk mendukung pengembangan usaha atau potensi masyarakat sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh BNN. Kunjungan UMKM, UMKM yang dikunjungi adalah “Es Teh Tik” menjual es teh manis kekinian, “My Shirt Lab” tempat penjualan kaos dan sablon kaos, dan “Bake n Teka Bakery” tempat usaha penjualan roti. Ketiga UMKM ini merupakan binaan lembaga swadaya masyarakat LPUBTN KAS lembaga pendampingan usaha buruh tani nelayan. Ketiga UMKM dibangun dan berjalan atas dukungan dari seorang investor, dari sini terlihat bahwa pelatihan yang dilakukan tidak akan berhasil jika tidak ada kepercayaan dari pemilik modal atau pihak lain yang dapat mendorong pengembangan usaha masyarakat. Budaya masyarakat pesisir yang perlu diantisipasi terhadap kegagalan program adalah masyarakat mengandalkan alam tanpa modal untuk bertahan hidup sehingga mereka berpandangan tidak memerlukan pendidikan tinggi dan keterampilan lain untuk berkembang. LPUBTN KAS bersedia untuk membantu BNN untuk melakukan intervensi terhadap masyarakat Tanjungmas. Kesimpulan: Pelatihan pembuatan krupuk hasil perikanan merupakan jenis pelatihan yang disepakati dengan beberapa pertimbangan mulai dari kearifan lokal, tematik, ikonik, dan mempertimbangkan keberlanjutan dan kemungkinan kegagalan program, Praktisi yang akan dilibatkan adalah profesional dan pelaku usaha agar berimbang, Stakeholder yang akan dilibatkan antara lain Dinas Perikanan dan LSM.