
Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Marthinus Hukom menerima audiensi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI), di Ruang Sutomo BNN, Cawang, Jakarta Timur, pada Jumat (7/2). Pertemuan ini membahas langkah kolaboratif dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika, salah satunya melalui pemutaran film pendek bertema bahaya narkoba yang diproduksi FPPI. Film ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) FPPI yang akan digelar pada 14 Februari 2025 mendatang.
Dalam pertemuan tersebut, Kepala BNN RI menekankan pentingnya peran perempuan, khususnya ibu, dalam membangun ketahanan keluarga sebagai benteng utama dalam mencegah penyalahgunaan narkoba. Ia juga menyoroti semakin kompleksnya peredaran narkotika di Indonesia, termasuk munculnya berbagai jenis narkoba baru serta metode penyelundupan yang semakin canggih.
“Kita menghadapi tantangan berat dengan semakin maraknya peredaran narkotika yang menyasar berbagai lapisan masyarakat, termasuk generasi muda dan perempuan. Oleh karena itu, pendekatan kreatif seperti film pendek sangat efektif untuk menyampaikan pesan bahaya narkoba dengan cara yang lebih mudah diterima masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia mengapresiasi inisiatif FPPI dalam memproduksi film pendek bertema anti-narkoba serta melibatkan BNN dalam proses pembuatannya. Ia mengatakan bahwa pembangunan moral bangsa berakar dari keluarga, di mana ibu memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan ketahanan moral anak-anak.
“Ini sesuatu yang mungkin di luar dugaan Kita, bahwa ada pihak yang memiliki niat baik untuk membuat film dan melibatkan Kita dalam pembuatannya. Mudah-mudahan ini bisa bermanfaat bagi kampanye Kita dalam melawan narkoba,” tambahnya.
Sebagai langkah konkret memperkuat kerja sama, Kepala BNN RI mendorong adanya Nota Kesepahaman (MoU) antara BNN dan FPPI sebagai dasar sinergi lebih kuat dalam upaya pencegahan narkoba.
Ketua Umum DPP FPPI, Dr. Marlinda Irwanti, S.E., M.Si., menjelaskan bahwa FPPI merupakan organisasi yang beranggotakan perempuan dari berbagai latar belakang, tetapi memiliki visi yang sama dalam menjalankan kegiatan sosial yang bermanfaat. Salah satu inisiatif FPPI adalah kampanye edukatif melalui film pendek sebagai media penyadaran akan bahaya narkoba.
“Film ini diharapkan menjadi alat kampanye yang efektif dalam menyampaikan pesan anti-narkoba, terutama menjelang Munas FPPI yang akan menjadi momentum penting dalam memperkuat program pemberdayaan perempuan di Indonesia,” ujarnya.
Munas FPPI kali ini mengusung tema “Menjadikan FPPI sebagai Organisasi yang Inklusif, Inovatif, dan Mewujudkan Indonesia Emas 2045”. Salah satu fokus utama organisasi ini adalah memastikan anak-anak muda Indonesia tumbuh menjadi generasi yang bersih dari narkoba sehingga mampu berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Selain pemutaran film pendek, FPPI juga berencana menginisiasi pilot project di beberapa wilayah sebagai langkah konkret dalam pencegahan narkoba.
Pilot project ini akan menjadi model program berbasis komunitas dengan indikator keterlibatan perempuan dalam berbagai aktivitas sosial dan edukatif yang bebas dari narkoba. Rencana ini akan dibahas lebih lanjut dengan Kepala BNN RI dan para deputi, termasuk pembangunan database anggota yang telah menjalani rehabilitasi serta pendataan anggota DPD dan DPC FPPI di berbagai daerah.
“Perempuan adalah pendidik utama dan pertama dalam keluarga. Oleh karena itu, Kami berharap program ini dapat menjadi salah satu indikator dalam menjauhkan anak-anak dari narkoba,” tambah Marlinda.
Kolaborasi antara BNN dan FPPI diharapkan semakin memperkuat peran perempuan dalam menjaga ketahanan keluarga serta meningkatkan efektivitas kampanye anti-narkoba di masyarakat. Dengan sinergi yang solid, upaya pencegahan narkoba dapat lebih luas menjangkau berbagai lapisan masyarakat dan menciptakan generasi yang lebih sehat serta bersih dari narkoba.
#indonesiabersinar
#indonesiadrugfree
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN