Badan Narkotika Nasional (BNN) hadiri pembukaan ASEAN Senior Officials on Drug Matters (ASOD) ke-45, Kamis (3/10). Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama BNN RI, Agus Irianto, mengatakan kegiatan ini merupakan pertemuan tahunan yang kali ini diselenggarakan oleh negara Filipina secara virtual dan membahas segala hal terkait permasalahan narkotika pada tingkat ASEAN.
“Kegiatan ini juga membahas proposal kegiatan yang akan Kita lakukan dan ada juga tawaran kerja sama yang akan Kita lakukan kedepannya,” imbuhnya.
Lebih lanjut Agus Irianto menjelaskan, secara umum, para Senior Official masing-masing negara merumuskan kondisi narkotika tiap negara dan menentukan langkah-langkah yang bisa didiskusikan bersama. Di samping itu diskusi juga dilakukan bersama Australian Federal Police (AFP), United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) serta Colombo Plan.
Agus Irianto menyampaikan, Indonesia berkesempatan memimpin sesi pertemuan terkait upaya pencegahan di kawasan ASEAN yang dihadiri oleh perwakilan negara Brunei Darussalam, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Singapura, Filipina, Thailand, serta Sekretariat ASEAN.
Selama pertemuan, setiap delegasi membagikan program pencegahan narkotika yang telah mereka jalankan, serta mengevaluasi dan memperbaharui sembilan rekomendasi yang disepakati sebelumnya.
Rekomendasi tersebut diantaranya:
1. Menciptakan sinergitas antar negara guna menjadikan upaya pencegahan sebagai prioritas utama masing-masing negara.
2. Membangun mekanisme pelaporan, pemantauan, dan evaluasi yang kuat guna mendukung upaya pencegahan di kawasan ASEAN.
3. Memperkuat kapasitas institusi melalui pelatihan dan peningkatan kompetensi bagi pemangku kepentingan.
4. Mengalokasikan sumber daya untuk memperkuat pendidikan pencegahan narkotika.
5. Mengembangkan metode pendidikan yang sesuai dengan konteks sosial budaya negara-negara ASEAN.
6. Meningkatkan dukungan terhadap Pusat Pelatihan Pendidikan Pencegahan Narkotika ASEAN (ATCPDE).
7. Mendorong penelitian terkait pengembangan upaya pencegahan bagi komunitas yang rentan terhadap penyalahgunaan narkotika dengan melibatkan mitra lokal maupun internasional.
8. Meningkatkan kolaborasi dengan komunitas, termasuk sektor swasta dan masyarakat sipil, dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika.
9. Melakukan inovasi dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika melalui berbagai moda, baik secara hybrid, tatap muka, maupun virtual.
ASOD sendiri merupakan pertemuan internasional yang membahas terkait kebijakan penanggulangan narkotika di kawasan ASEAN. Diagendakan akan berlangsung hingga Jumat (4/10), pertemuan tersebut membahas berbagai rekomendasi kebijakan yang terbagi dalam beberapa working group, diantaranya Pencegahan, Rehabilitasi, Penegakan Hukum, Penelitian dan Alternative Development.
Pertemuan ini menjadi ajang pertukaran inovasi dalam penanggulangan permasalahan penyalahgunaan narkotika. Melalui pertemuan ini, BNN berharap dapat memperkuat kerja sama antar negara di kawasan ASEAN baik dalam bidang pencegahan, rehabilitasi, penegakan hukum, riset dan teknologi, maupun pemberdayaan masyarakat.
#indonesiabersinar
#indonesiadrugfree
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN