
BNN melalui Pusat Penelitian, Data, dan Informasi (Puslitdatin) bersama Pusat Riset Masyarakat dan Budaya (PRMB) BRIN menggelar Rapat Pemaparan Desain Riset Pengukuran Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Rapat Jend. Sudirman, Gedung Tan Satrisna, BNN, Cawang, Jakarta Timur, pada Jumat (20/6), dengan tujuan menghasilkan data dan informasi yang valid mengenai perkembangan narkoba di Indonesia.
Kepala BNN RI, Marthinus Hukom, dalam sambutannya mengungkapkan keyakinannya terhadap riset ini, mengingat BRIN sebelumnya telah melakukan riset serupa dua tahun lalu.
“Saya sangat percaya dan yakin bahwa dengan hadirnya BRIN dan orang-orang yang berpotensi luar biasa, riset ini akan dilaksanakan sesuai target,” ujar Marthinus Hukom.
Lebih lanjut Ia juga menekankan pentingnya metodologi yang kuat dalam riset yang ditargetkan selesai dalam tiga bulan, dengan hasil diharapkan sudah tersedia pada akhir tahun ini. Data yang dihasilkan akan menjadi perbandingan untuk melihat tren penyalahgunaan narkoba di Indonesia, apakah mengalami peningkatan atau penurunan. Marthinus Hukom juga berharap riset ini dapat mengukur efektivitas strategi penanganan narkoba yang telah dijalankan BNN selama satu setengah tahun kepemimpinannya.
Selain itu, BNN juga ingin mengetahui tingkat kepercayaan publik terhadap BNN serta apa yang masyarakat inginkan dari BNN. Transformasi organisasi BNN, dari Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN) pada tahun 2000-2001 hingga menjadi BNN pada tahun 2002, diharapkan dapat diukur dampaknya melalui riset ini.
Dalan kesempatan tersebut, Masyhuri Imron dari PPRMB BRIN memaparkan desain riset “Pengukuran Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2025 (Gaya Hidup Masyarakat Indonesia Tahun 2025)”. Riset ini bertujuan untuk mengukur prevalensi penyalahgunaan narkoba secara nasional, menganalisis polanya, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya.
Populasi penelitian ini adalah penduduk Indonesia usia 15-64 tahun, dengan sampel sebanyak 67.600 responden yang tersebar di 34 provinsi, 134 kabupaten/kota, dan 3.380 blok sensus. Pengumpulan data akan dilakukan melalui wawancara menggunakan Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI). Uji coba kuesioner akan dilakukan terhadap 30 responden di Jakarta untuk memastikan reliabilitas dan validitas pengukuran. Analisis data akan meliputi analisis deskriptif, bivariat, dan inferensial.
Penelitian kualitatif juga akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengenai siapa pengguna narkoba, dampak yang dialami, pola penyalahgunaan, upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini, dan bagaimana sistem pendukung memengaruhi penyalahgunaan narkoba. Informan akan melibatkan penyalahguna/mantan penyalahguna narkoba dan sistem pendukung seperti P2M BNN Provinsi, Polri, LSM, dan panti rehabilitasi. Metode pengumpulan data kualitatif akan menggunakan pemilihan informan purpositif dan wawancara mendalam
#indonesiabersinar
#indonesiadrugfree
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN