Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Marthinus Hukom, menerima kunjungan kerja Senior Liaison Officer Australian Federal Police (AFP), Steven Lindner, dan Liaison Officer AFP, Salam Zreika, di ruang kerjanya, di Gedung Tan Satrisna BNN, Cawang, Jakarta Timur, pada Jumat (15/11).
Dalam pertemuan yang didampingi oleh Direktur Kerja Sama serta Kepala Biro Humas dan Protokol BNN tersebut, Marthinus Hukom menyampaikan terkait beberapa penemuan clandestine lab (pabrik gelap) narkotika yang berhasil diungkap oleh BNN.
Pada tahun 2024, setidaknya terdapat dua kasus clandestine lab telah diungkap oleh BNN yaitu, di Bali pada bulan Juli dan di Serang, Banten, pada bulan Oktober. Pengungkapan ini memperlihatkan bahwa Indonesia tidak lagi hanya sebagai pasar narkotika, tetapi juga sebagai produsen narkotika.
Kepala BNN RI menjalaskan isu narkotika saat ini memang telah menjadi salah satu isu utama, sehingga penanganan terkait masalah narkotika telah masuk dalam program prioritas nasional sebagaimana yang tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Keseriusan pemerintah Indonesia dalam penanganan narkotika juga dijelaskan Kepala BNN RI dengan dibentukannya Desk Pemberantasan Narkoba oleh Menteri Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan. Marthinus Hukom dalam kesempatan tersebut menyampaikan kepada kedua perwakilan AFP bahwa saat ini BNN sedang melakukan penguatan intelijen melalui perekrutan personel yang memiliki kompetensi bidang tersebut.
Menanggapi hal itu, perwakilan AFP mengatakan pihaknya siap bekerja sama untuk memberikan program pelatihan dalam peningkatan kemampuan para pegawai tersebut. Pihak AFP juga menyatakan bersedia untuk berbagi informasi dan pengalaman dalam penanganan clandestine lab.
Dukungan AFP terhadap BNN tersebut diharapkan dapat memperkuat kerja sama yang dibangun antara BNN dan AFP untuk mendukung program pemerintah dalam pemberantasan peredaran gelap narkotika di Indonesia.
#indonesiabersinar
#indonesiadrugfree
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN